Makassar (ANTARA News) - Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) yang beranggotakan 29 PTN menggelar dialog dan deklarasi pernyataan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Jumat.

Hadir pada kesempatan kali ini antara lain Presidium KPTN-KTI yang diketuai oleh Rektor Unmul Masjaya dan seluruh Pejabat Eselon I di lingkungan Kemenristekdikti dan para Rektor serta Direktur anggota KPTN-KTI.

"KPTN-KTI berpegang teguh pada konsep UUD 1945 dan Pancasila. Hal tersebut dibuktikan dengan PTN baru maupun yang sudah lama berdiri juga mengalami kenaikan jumlah yang signifikan dalam meningkatkan bela Negara," kata Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA yang bertindak sebagai tuan rumah dalam deklarasi tersebut.

Pada deklarasi kali ini lanjut Dwia, PTN-KTI ingin menunjukkan semangat dalam satu kesatuan dengan menjunjung tinggi NKRI, dan ingin menggandeng partisipasi aktif dari masyarakat dimana sudah selayaknya semua menyatakan sikap, dengan meningkatkan pembinaan karakter tentang bahaya radikalisme kepada mahasiswa.

"Kami tidak akan pernah luntur dan tidak akan melemah dengan upaya apa saja yang akan mengganggu NKRI," tegas Dwia.

Sebagai wujud cinta dan kesetiaan kepada Negara dengan menjaga bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945 guna mengantisipasi dari radikalisme, Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin juga Menyampaikan aspirasinya dalam Deklarasi Konsorsium PTN-KTI.

"Penting bagi kita memberi pesan kepada anak bangsa sebagai penerus bangsa, dengan menjaga dan menuntun pada keutuhan Pancasila," ujar Syafruddin.

Menurut dia, Pancasila adalah dasar negara NKRI, demikian strategisnya Pancasila dalam menopang kokohnya NKRI, maka dalam setiap babakan sejarah Bangsa Indonesia senantiasa muncul berbagai upaya untuk menggoyahkan keutuhan NKRI dengan mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

Sejauh ini seluruh rakyat Indonesia tetap berkomitmen teguh untuk berpedoman pada Pancasila sehinga berhasil mengamankan NKRI.

Sementara Menristekdikti Mohamad Nasir, menjelaskan akan peran penting kampus untuk menjaga keutuhan Negara.

"Deklarasi ini saya anggap penting sebagai bentuk penegasan dan komitmen bersama untuk melawan dan menolak paham dan gerakan yang dapat melemahkan ideologi dan dasar negara," tegasnya.

Nasir menambahkan segala upaya bersama harus dilakukan dalam meningkatkan kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan kampus, untuk menjaga, melestarikan, dan membangun keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia. Antara lain menurutnya adalah pengembangan kurikulum.

"Mungkin saja nanti pendidikan agama dan pancasila itu tidak hanya di semester awal, tapi justru di semester akhir, supaya ketika nanti akan lulus, jiwa dan penghayatan pancasila dan agama akan terus teringat dan tertanam dengan baik," tutur Nasir.