Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menurunkan sedikit proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2017 menjadi 5,17 persen (year on year/yoy) dari sebelumnya 5,2 persen (yoy).

"Saya lihat bahwa memang terjadi koreksi yang utama pada triwulan III (Juli-September). Namun kontribusi pada semester II (Juli-Desember) akan lebih baik," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat.

Menurut Agus, hingga Juni 2017, kinerja kegiatan ekonomi domestik masih dalam proses pemulihan. Kebijakan moneter bank sentral pada Juni yang mempertahankan "7-Day Reverse Repo Rate" di 4,75 persen pun ditujukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dalam negeri, sembari menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.

Pada triwulan II 2017, meskipun enggan menyebutkan proyeksi pertumbuhan secara rinci, Agus mengatakan meningkatnya investasi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi selain konsumi rumah tangga dan kontribusi ekspor.

Menurut dia, proyeksi tentang pertumbuhan ekonomi global yang terus membaik, dan disertai masih meningkatnya harga komoditas akan menggerakan investasi ke dalam negeri.

Selain itu, investasi yang datang pun mulai beragam dan tidak hanya menggerakkan sektor infrastruktur.

"Tadinya didominasi dengan pembangunan infrastruktur sekarang investasi pemerintah dan swasta. Bahkan investasi non-bangunan mulai naik khususnya sektor konstruksi," ujar dia.

Dengan keseimpulan seperti itu, BI meyakini pertumbuhan ekonomi triwulan II akan lebih baik dibanding triwulan I yang sebesar 5,01 persen (yoy).

"Tapi angkanya belum bisa saya ungkap," kata Agus.

Namun, di sisi lain, Agus mencatat bahwa sumbangan swasta dan korporasi belum maksimal. Pasalnya, industri perbankan dan korporasi masih melakukan konsolidasi setelah didera perlambatan kinerja pada 2016.

Oleh karena itu pula, Agus melihat pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2017 akan sedikit mengalami perlambatan. Adapun pada April 2017, kredit perbankan tumbuh 9,47 persen (yoy). Menurut data BI, rasio kredit bermasalah pada April 2017 sebesar 3,1 persen.

"Pertumbuhan kredit sampai April cukup baik karena terus menunjukkan peningkatan dibanding Desember 2016. Tapi untuk Mei 2017 sedikit menurun lebih karena baseline-nya. Tahun ini kami yakin bisa di 10-12 persen untuk pertumbuhan kredit," ujar Agus.

Adapun untuk pertumbuhan ekonomi, Bank Sentral sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di 5,11 untuk triwulan II 2017, dan di atas 5,2 persen untuk triwulan III dan IV, setelah pada triwulan I ekonomi tumbuh 5,01 persen.