Rupiah kamis sore melemah ke Rp13.284
15 Juni 2017 17:42 WIB
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar tujuh poin menjadi Rp13.284 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.277 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) sesuai perkiraan pasar menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin membuat indeks dolar AS terlihat berbalik arah.
"The Fed menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 1-1,25 persen," katanya.
Selain menaikkan suku bunga, lanjut dia, pimpinan the Fed Janet Yellen juga menunjukkan sikap yang optimis terhadap perekonomian AS.
Ia mengemukakan bahwa Janet Yellen menyatakan tidak ada bukti pengetatan moneter memberikan dampak terhadap turunnya belanja konsumen maupun dunia usaha.
"Indeks dolar AS terhadap mata uang utama yang sebelumnya turun berbalik beregerak naik," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa sesuai ekspektasi, suku bunga acauan AS naik. Namun, mayoritas anggota the Fed yang merevisi turun proyeksi inflasi 2017 membuat apresiasi dolar AS menjadi terbatas.
Ia mengatakan bahwa inflasi yang direvisi turun itu membuat probabilitas kenaikan suku bunga acuan berikutnya menjadi turun dan berdampak negatif bagi mata uang dolar AS serta yield obligasi AS, terutama tenor panjang.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.282 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 14/6) Rp13.286 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) sesuai perkiraan pasar menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin membuat indeks dolar AS terlihat berbalik arah.
"The Fed menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 1-1,25 persen," katanya.
Selain menaikkan suku bunga, lanjut dia, pimpinan the Fed Janet Yellen juga menunjukkan sikap yang optimis terhadap perekonomian AS.
Ia mengemukakan bahwa Janet Yellen menyatakan tidak ada bukti pengetatan moneter memberikan dampak terhadap turunnya belanja konsumen maupun dunia usaha.
"Indeks dolar AS terhadap mata uang utama yang sebelumnya turun berbalik beregerak naik," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa sesuai ekspektasi, suku bunga acauan AS naik. Namun, mayoritas anggota the Fed yang merevisi turun proyeksi inflasi 2017 membuat apresiasi dolar AS menjadi terbatas.
Ia mengatakan bahwa inflasi yang direvisi turun itu membuat probabilitas kenaikan suku bunga acuan berikutnya menjadi turun dan berdampak negatif bagi mata uang dolar AS serta yield obligasi AS, terutama tenor panjang.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.282 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 14/6) Rp13.286 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: