Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang (Antam) optimistis target produksi feronikel 2017 akan tercapai meskipun pada kuartal I tahun ini terjadi penurunan volume dibandingkan tahun lalu akibat sejumlah kendala operasional.

Volume produksi feronikel pada kuartal I 2017 mencapai 2.934 ton nikel dalam feronikel (TNi), lebih rendah dari volume produksi pada periode sama tahun lalu sebesar 4.357 TNi, kata Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam), Arie Prabowo Ariotedjo dalam acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Rabu malam.

Arie menjelaskan penurunan volume feronikel sehubungan dengan pengerjaan penggantian roof Electric Smelting Furnace (ESF)-3 serta optimasi peralatan produksi pabrik FeNi III di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Pengerjaan fasilitas produksi yang dilakukan sejak akhir 2016 hingga Maret 2017 tersebut untuk mendukung pencapaian target produksi feronikel sebesar 24.100 TNi pada 2017.

Kendala lain yang di luar prediksi, menurut dia, adalah kejadian longsor di tambang Cibaliung, yang menyebabkan produksi di tambang tersebut turun sekitar 50 persen.

Selain itu, terbakarnya fasilitas pemurnian perak milik Antam di Pulogadung, Jakarta, awal tahun ini juga sedikit menghambat kegiatan produksi.

Namun Arie yakin target volume produksi feronikel 2017 tetap akan tercapai seiring pulihnya kegiatan fasilitas produksi pada kuartal II tahun ini. "Insya Allah akhir tahun ini target produksi feronikel bisa tercapai," katanya.

Sementara untuk penjualan, menurut Arie Prabowo, feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total pendapatan perusahaan. Penjualan feronikel pada kuartal I-2017 menyumbang Rp365 miliar atau 22 persen dari total penjualan bersih PT Antam pada periode tersebut.

Antam juga telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah ke luar negeri seiring dengan diperolehnya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sebagai langkah awal, Antam telah mengekspor 165.000 wet metric ton (WMT) bijih nikel ke Tiongkok dan saat ini sedang dipersiapkan jadwal pengapalan selanjutnya. Antam mendapatkan izin ekspor 2,7 juta WMT bijih nikel dan 850.000 WMT bijih bauksit.