Jonatan tak mau terbebani hadapi Chen Long
14 Juni 2017 19:53 WIB
Ekspresi pebulu tangkis Indonesia Jonathan Christie usai mengalahkan Pebulu tangkis China Lin Dan pada putaran kedua Kejuaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 di Istora Senayan Jakarta, Kamis (2/6/2016). Jonathan Christie maju ke perempat final setelah mengalahkan Lin Dan dengan skor 21-12, 21-12. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Jonatan Christie yang berhasil menembus putaran kedua turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka 2017 sebagai satu-satunya atlet tunggal putra tuan rumah, tidak mau terbebani walau harus menghadapi pemain sekelas Chen Long di putaran berikutnya.
"Saya tidak mau terbebani oleh hal seperti itu, yang penting bagimana saya caranya fokus pada performa diri sendiri dulu dan konsentrasi pada lawan satu persatu," kata Jonatan selepas pertandingan.
Menurut Jonatan, semua kemungkinan bisa terjadi di turnamen sekelas Super Series Premier ini terlebih dengan kendala-kendala yang ada di lapangan.
"Semua bisa terjadi di sini, pemain unggulanpun bisa kalah di sini. Karena mereka punya problem juga walaupun dia pemain top bahkan juara olimpiade," katanya.
Terkait dengan strategi yang akan dijalankan saat melawan Chen Long yang merupakan juara Olimpiade Rio de Janeiro dan Kejuaraan Asia, akan didiskusikan lebih lanjut dengan tim pelatih.
"Yang jelas saya harus mempunyai banyak strategi, karena dia seakan mendapatkan feelnya lagi walau setelah Rio dia sempat menurun dan pastinya saya akan melakukan yang terbaik terlebih setelah sukses mencapai partai final di Thailand Terbuka yang menambah kepercayaan diri saya setelah hasil buruk di Piala Sudirman dan poin berkurang banyak karena cedera," ucapnya.
Jonatan sukses melaju ke putaran dua turnamen berhadiah total satu juta dolar AS ini setelah berhasil menggulung wakil Taiwan dengan skor 21-17, 21-15 selama 43 menit.
Jonatan menjadi wakil Indonesia terakhir di nomor tunggal putra setelah Tommy Sugiarto dikalahkan wakil Malaysia Lee Chong Wei 13-21, 21-10, 21-18 dan Anthony Sinisuka Ginting tumbang di tangan pemain India Prannoy H. S. 21-13, 21-18.
"Saya tidak mau terbebani oleh hal seperti itu, yang penting bagimana saya caranya fokus pada performa diri sendiri dulu dan konsentrasi pada lawan satu persatu," kata Jonatan selepas pertandingan.
Menurut Jonatan, semua kemungkinan bisa terjadi di turnamen sekelas Super Series Premier ini terlebih dengan kendala-kendala yang ada di lapangan.
"Semua bisa terjadi di sini, pemain unggulanpun bisa kalah di sini. Karena mereka punya problem juga walaupun dia pemain top bahkan juara olimpiade," katanya.
Terkait dengan strategi yang akan dijalankan saat melawan Chen Long yang merupakan juara Olimpiade Rio de Janeiro dan Kejuaraan Asia, akan didiskusikan lebih lanjut dengan tim pelatih.
"Yang jelas saya harus mempunyai banyak strategi, karena dia seakan mendapatkan feelnya lagi walau setelah Rio dia sempat menurun dan pastinya saya akan melakukan yang terbaik terlebih setelah sukses mencapai partai final di Thailand Terbuka yang menambah kepercayaan diri saya setelah hasil buruk di Piala Sudirman dan poin berkurang banyak karena cedera," ucapnya.
Jonatan sukses melaju ke putaran dua turnamen berhadiah total satu juta dolar AS ini setelah berhasil menggulung wakil Taiwan dengan skor 21-17, 21-15 selama 43 menit.
Jonatan menjadi wakil Indonesia terakhir di nomor tunggal putra setelah Tommy Sugiarto dikalahkan wakil Malaysia Lee Chong Wei 13-21, 21-10, 21-18 dan Anthony Sinisuka Ginting tumbang di tangan pemain India Prannoy H. S. 21-13, 21-18.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: