Tiga kapal pengangkut sapi tertahan di Kupang
13 Juni 2017 11:00 WIB
Ilustrasi - Petugas melakukan bongkar muat ratusan sapi lokal asal Kupang kedalam truk yang baru saja tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (9/2/2016). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Kupang (ANTARA News) - Tiga unit kapal pengangkut sapi yang akan dikirim ke Pulau Jawa masih tertahan di Pelabuhan Tenau Kupang akibat cuaca buruk yang melanda perairan Nusa Tenggara Timur dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patriot Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tenau Kupang Yudi Kusmiyanto di Kupang, Selasa mengatakan cuaca buruk itu sudah terjadi sejak awal Juni 2017.
"Akibat cuaca buruk tiga kapal itu masih berada di Pelabuhan Tenau. Dan kami juga sudah mengeluarkan larangan berlayar," katanya kepada wartawan di Kupang.
Ketiga kapal pengangkut sapi tersebut adalah kapal Tol Laut Camara Nusantara I milik Pelni, serta dua kapal barang yang memang sering digunakan oleh para pengusaha sapi untuk mengangkut sapi guna dikirim ke Pulau Jawa.
Yudi mengatakan bahwa kapal Cemara Nusantara I yang membawa sapi dari NTT seharusnya sudah bertolak sejak pekan lalu. Namun kapal yang mengakut kurang lebih 498 ternak sapi itu masih saja tertahan di pelabuhan tersebut.
"Sementara dua kapal barang yang masih bersandar di Pelabuhan Tenau hingga saat ini akan mengirim sapi ke Surabaya," tuturnya.
Pantauan Antara kapal Camara Nusantara I milik PT Pelni hingga saat ini masih berlabuh di Teluk Hansisi di antara Pulau Semau dan Pulau Timor.
Yudi menambahkan izin berlayar akan diterbitkan jika cuaca di perairan NTT sudah mulai membaik. Sebab menurut data dari BMKG gelombang laut di perairan NTT hingga saat ini mencapai 3,5 hingga 4 meter.
Pengusaha Sapi dari CV Cahaya Baru Kupang Helda Kota Diah mengaku pihaknya merugi akibat cuaca yang akhir-akhir ini terjadi di wilayah NTT.
"Seharusnya kapal pengakut sapi kami sudah tiba di Surabaya pada hari ini, namun karena cuaca buruk harus tertahan dan kami sangat rugi dengan kejadian ini," tuturnya.
Kerugian itu menurut Helda karena pihaknya masih harus menahan sapi-sapi mereka di balai karantina Pemprov NTT yang biaya penginapannya per hari mencapai Rp30 ribu per ekor tergantung bobot sapinya.
Ia berharap agar cuaca segera membaik sehingga pengiriman sapi juga bisa berjalan dengan lancar.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patriot Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tenau Kupang Yudi Kusmiyanto di Kupang, Selasa mengatakan cuaca buruk itu sudah terjadi sejak awal Juni 2017.
"Akibat cuaca buruk tiga kapal itu masih berada di Pelabuhan Tenau. Dan kami juga sudah mengeluarkan larangan berlayar," katanya kepada wartawan di Kupang.
Ketiga kapal pengangkut sapi tersebut adalah kapal Tol Laut Camara Nusantara I milik Pelni, serta dua kapal barang yang memang sering digunakan oleh para pengusaha sapi untuk mengangkut sapi guna dikirim ke Pulau Jawa.
Yudi mengatakan bahwa kapal Cemara Nusantara I yang membawa sapi dari NTT seharusnya sudah bertolak sejak pekan lalu. Namun kapal yang mengakut kurang lebih 498 ternak sapi itu masih saja tertahan di pelabuhan tersebut.
"Sementara dua kapal barang yang masih bersandar di Pelabuhan Tenau hingga saat ini akan mengirim sapi ke Surabaya," tuturnya.
Pantauan Antara kapal Camara Nusantara I milik PT Pelni hingga saat ini masih berlabuh di Teluk Hansisi di antara Pulau Semau dan Pulau Timor.
Yudi menambahkan izin berlayar akan diterbitkan jika cuaca di perairan NTT sudah mulai membaik. Sebab menurut data dari BMKG gelombang laut di perairan NTT hingga saat ini mencapai 3,5 hingga 4 meter.
Pengusaha Sapi dari CV Cahaya Baru Kupang Helda Kota Diah mengaku pihaknya merugi akibat cuaca yang akhir-akhir ini terjadi di wilayah NTT.
"Seharusnya kapal pengakut sapi kami sudah tiba di Surabaya pada hari ini, namun karena cuaca buruk harus tertahan dan kami sangat rugi dengan kejadian ini," tuturnya.
Kerugian itu menurut Helda karena pihaknya masih harus menahan sapi-sapi mereka di balai karantina Pemprov NTT yang biaya penginapannya per hari mencapai Rp30 ribu per ekor tergantung bobot sapinya.
Ia berharap agar cuaca segera membaik sehingga pengiriman sapi juga bisa berjalan dengan lancar.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: