BMKG deteksi 28 titik panas di Sumatera
13 Juni 2017 10:30 WIB
Helikopter pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bantuan BNPB tiba di Pangkalan Udara , Riau, Minggu (28/5/2017). Saat itu sebanyak lima helikopter bantuan BNPB disiagakan di Lanud RSN sebagai antisipasi terjadinya Karhutla di provinsi Riau. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi sebanyak 28 titik panas, yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di empat provinsi Pulau Sumatera, Selasa pagi.
"Empat titik panas terpantau berada di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Lampung," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ia menjabarkan, di sebanyak 14 titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen terpantau di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Selanjutnya tujuh titik berada di Sumatera Utara, empat titik di Riau serta tiga lainnya terdeteksi di Provinsi Lampung.
Khusus di Riau, demikian Slamet, empat titik panas menyebar di tiga kabupaten, yakni dua titik di Pelalawan serta dua titik lainnya di Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
"Dari empat titik panas di Provinsi Riau, satu titik dipastikan sebagai titik api," ujar Slamet.
Satu titik api yang menjadi indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen tersebut berada di Pelalawan, tepatnyan di Kecamatan Kuala Kampar.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menuturkan pihaknya akan segera melacak keberadaan titik panas dan titik api sesuai koordinat yang disampaikan BMKG tersebut. Pemetaan titik panas itu dilakukan menggunakan helikopter patroli jenis Bolcow, berikut disiagakan lima helikopter pengebom air apabila ditemukan adanya kebakaran.
Dalam sepekan terakhir, BMKG terus mendeteksi keberadaan titik panas maupun titik api di Pulau Sumatera. Titik panas sendiri merupakan indikator adanya kebakaran hutan dan lahan, namun tingkat kepercayaan di atas 50 persen sehingga perlu pemeriksaan ke koordinat untuk memastikan kebenaran adanya kebakaran lahan.
Sementara titik api merupakan indikasi kuat adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen dan patut diwaspadai terjadinya kebakaran pada koordinat dimaksud.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya resmi memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April lalu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiagakan lima unit helikopter berukuran besar sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi bencana Karhutla di Provinsi Riau.
Lima unit helikopter masing-masing jenis MI-171, MI-172, MI-8 dan S-61 saat ini terparkir di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru.
"Empat titik panas terpantau berada di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Lampung," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ia menjabarkan, di sebanyak 14 titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen terpantau di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Selanjutnya tujuh titik berada di Sumatera Utara, empat titik di Riau serta tiga lainnya terdeteksi di Provinsi Lampung.
Khusus di Riau, demikian Slamet, empat titik panas menyebar di tiga kabupaten, yakni dua titik di Pelalawan serta dua titik lainnya di Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
"Dari empat titik panas di Provinsi Riau, satu titik dipastikan sebagai titik api," ujar Slamet.
Satu titik api yang menjadi indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen tersebut berada di Pelalawan, tepatnyan di Kecamatan Kuala Kampar.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menuturkan pihaknya akan segera melacak keberadaan titik panas dan titik api sesuai koordinat yang disampaikan BMKG tersebut. Pemetaan titik panas itu dilakukan menggunakan helikopter patroli jenis Bolcow, berikut disiagakan lima helikopter pengebom air apabila ditemukan adanya kebakaran.
Dalam sepekan terakhir, BMKG terus mendeteksi keberadaan titik panas maupun titik api di Pulau Sumatera. Titik panas sendiri merupakan indikator adanya kebakaran hutan dan lahan, namun tingkat kepercayaan di atas 50 persen sehingga perlu pemeriksaan ke koordinat untuk memastikan kebenaran adanya kebakaran lahan.
Sementara titik api merupakan indikasi kuat adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen dan patut diwaspadai terjadinya kebakaran pada koordinat dimaksud.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya resmi memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April lalu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiagakan lima unit helikopter berukuran besar sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi bencana Karhutla di Provinsi Riau.
Lima unit helikopter masing-masing jenis MI-171, MI-172, MI-8 dan S-61 saat ini terparkir di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru.
Pewarta: Bayu Agustari & Anggi Romadhoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: