Kemendag antisipasi kenaikan harga daging di Jember
12 Juni 2017 21:52 WIB
ilustrasi: Petugas Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengawasi bongkar muatan daging beku yang diimpor oleh PT Impexindo Pratama dari Austrlia di cargo 530 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ANTARA FOTO/Lucky R) ()
Jember (ANTARA News) - Kasubid Barang Modal Dirjen Perdagangan Impor Kementerian Perdagangan Sri Sugy Atmanto mengatakan pihaknya mengantisipasi kenaikan harga daging sapi di Kabupaten Jember karena sudah menembus Rp120.000 per kilogram.
"Harga daging sapi di Pasar Tanjung Jember untuk kualitas premuim memang tinggi yakni Rp120 ribu per kilogram, sehingga kenaikan harga itu harus diantisipasi," katanya saat menggelar Pasar Murah Ramadhan di Pondok Pesantren Al Qodiri Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan "blusukan" ke sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah, salah satunya di Pasar Tanjung Jember untuk memantau harga bahan pokok selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran 2017 dan menggelar pasar murah di pesantren.
"Harga kebutuhan pokok di Jember sejauh ini masih stabil dan harganya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) surat edaran Kemendag seperti gula pasir, minyak goreng, dan daging beku," tuturnya.
Untuk daging sapi beku, lanjut dia, harganya sebesar Rp80.000 per kilogram sesuai dengan HET, namun untuk daging sapi murni mengalami kenaikan, sehingga harus dilakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi meroketnya harga daging sapi di Jember.
"Untuk daging premium memang wajar dan tidak ada HET yang disarankan, sehingga kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena persediaan daging sapi di Jember hingga Lebaran nantinya dipastikan aman," katanya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada instruksi atau indikasi untuk melakukan impor terhadap barang-barang kebutuhan pokok tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Jika memang diperlukan, bisa saja dilakukan impor, namun sepertinya masih aman dan stok masih bagus. Kami terus melakukan pemantauan harga sehingga tidak di atas HET yang sudah disarankan oleh Kemendag," ucapnya.
Menurut dia, pihak Kemendag tidak hanya sekadar melakukan pemantauan harga, namun juga melakukan kegiatan pasar murah karena hal itu dinilai cukup efektif untuk menekan harga bahan pokok, agar tidak melambung tinggi.
"Kegiatan pasar murah Ramadhan yang digelar Kemendag bukan hanya menyasar kepada ibu rumah tangga saja, namun juga kepada pondok pesantren seperti yang digelar di Pesantren Al-Qodiri Jember," katanya.
Ia menjelaskan kegiatan pasar murah tersebut memiliki dua tujuan yakni menyediakan bahan pokok dengan harga sangat terjangkau dan sumbangan untuk pemberdayaan pesantren, sehingga masyarakat bisa tenang menjalani ibadah puasa dan menyambut Lebaran 2017.
"Sejauh ini rata-rata harga bahan pokok terpantau stabil secara merata di seluruh Indonesia dan belum ada laporan daerah rawan untuk kebutuhan pokok karena semua komoditas pangan harganya masih stabil," ujarnya.
Kegiatan pasar murah Ramadhan tersebut, lanjutnya, merupakan rangkaian panjang usaha Kemendag untuk menstabilkan harga bahan pokok selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
(T.KR-ZUM/I007)
"Harga daging sapi di Pasar Tanjung Jember untuk kualitas premuim memang tinggi yakni Rp120 ribu per kilogram, sehingga kenaikan harga itu harus diantisipasi," katanya saat menggelar Pasar Murah Ramadhan di Pondok Pesantren Al Qodiri Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan "blusukan" ke sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah, salah satunya di Pasar Tanjung Jember untuk memantau harga bahan pokok selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran 2017 dan menggelar pasar murah di pesantren.
"Harga kebutuhan pokok di Jember sejauh ini masih stabil dan harganya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) surat edaran Kemendag seperti gula pasir, minyak goreng, dan daging beku," tuturnya.
Untuk daging sapi beku, lanjut dia, harganya sebesar Rp80.000 per kilogram sesuai dengan HET, namun untuk daging sapi murni mengalami kenaikan, sehingga harus dilakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi meroketnya harga daging sapi di Jember.
"Untuk daging premium memang wajar dan tidak ada HET yang disarankan, sehingga kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena persediaan daging sapi di Jember hingga Lebaran nantinya dipastikan aman," katanya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada instruksi atau indikasi untuk melakukan impor terhadap barang-barang kebutuhan pokok tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
"Jika memang diperlukan, bisa saja dilakukan impor, namun sepertinya masih aman dan stok masih bagus. Kami terus melakukan pemantauan harga sehingga tidak di atas HET yang sudah disarankan oleh Kemendag," ucapnya.
Menurut dia, pihak Kemendag tidak hanya sekadar melakukan pemantauan harga, namun juga melakukan kegiatan pasar murah karena hal itu dinilai cukup efektif untuk menekan harga bahan pokok, agar tidak melambung tinggi.
"Kegiatan pasar murah Ramadhan yang digelar Kemendag bukan hanya menyasar kepada ibu rumah tangga saja, namun juga kepada pondok pesantren seperti yang digelar di Pesantren Al-Qodiri Jember," katanya.
Ia menjelaskan kegiatan pasar murah tersebut memiliki dua tujuan yakni menyediakan bahan pokok dengan harga sangat terjangkau dan sumbangan untuk pemberdayaan pesantren, sehingga masyarakat bisa tenang menjalani ibadah puasa dan menyambut Lebaran 2017.
"Sejauh ini rata-rata harga bahan pokok terpantau stabil secara merata di seluruh Indonesia dan belum ada laporan daerah rawan untuk kebutuhan pokok karena semua komoditas pangan harganya masih stabil," ujarnya.
Kegiatan pasar murah Ramadhan tersebut, lanjutnya, merupakan rangkaian panjang usaha Kemendag untuk menstabilkan harga bahan pokok selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
(T.KR-ZUM/I007)
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: