Wina (ANTARA News) - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (UNHCR) pada Minggu (11/6) menyerukan negara-negara Eropa agar membantu Italia mengatasi meningkatnya arus pengungsi setelah sekira 2.500 di antara mereka diselamatkan pada akhir pekan lalu dan puluhan dilaporkan hilang di laut setelah berlayar dari Libya.
Penjaga pantai Libya menemukan jasad delapan pengungsi dari perahu yang ditemukan di Tripoli timur pada Sabtu (10/6).
Sedikit-dikitnya 52 orang dikhawatirkan hilang dari dua insiden yang melibatkan banyak pengungsi, mereka diangkut menggunakan kapal tidak layak dari lepas pantai Libya pada Sabtu, demikian laporan UNHCR.
Penjaga pantai Italia mengkoordinasikan lebih dari belasan pencarian dan upaya penyelamatan untuk menyelamatkan nyawa pengungsi.
UNHCR meminta negara lain untuk ikut membantu pencarian sebagai operasi kemanusiaan.
"Solusi tidak bisa di Italia saja. Dibutuhkan tindakan baru yang serius di kedua sisi Laut Tengah terhadap perdagangan manusia," catat UNHCR.
Badan itu juga meminta upaya baru untuk membantu para pengungsi di negara-negara yang mereka lewati sebelum mereka mencapai Libya.
Libya adalah titik pemberangkatan yang paling umum digunakan bagi para pengungsi yang mencoba untuk mencapai Eropa melalui laut, dengan jumlah yang meningkat tajam sejak 2014.
Lebih dari 1.770 orang diperkirakan telah tewas atau hilang saat mencoba menyeberangi Laut Tengah sepanjang 2017, menurut UNHCR.
Lembaga tersebut menambahkan bahwa jumlah pengungsi yang tewas lebih banyak terjadi di Gurun Sahara sebelum mereka sempat tiba di Libya.
UNHCR: 2.500 pengungsi diselamatkan dari Libya
12 Juni 2017 19:39 WIB
Dokumen foto petugas Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatur para pengungsi dari Tunisia, Mesir dan Libya yang ingin mencari suaka ke Eropa dari wilayah Libya. (UNHCR)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: