Jakarta (ANTARA News) - Direktur Edukasi dan Kemitraan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Rully Barlian Thamrin mengatakan pihaknya membangun rumah singgah pasien dari dana zakat yang dihimpun.

"Dana zakat juga kami alokasikan untuk hal-hal yang sifatnya darurat. Misalnya pasien dari kaum dhuafa yang berobat ke rumah sakit dan tidak memiliki rumah untuk singgah," kata Rully di Jakarta, Sabtu.

Rully mengatakan rumah singgah pasien IZI dibangun di dekat sejumlah rumah sakit besar yang menjadi rujukan utama, misalnya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Karena dibangun dari dana zakat, maka yang bisa menggunakan fasilitas tersebut harus memenuhi delapan golongan penerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharimun (orang yang berutang), mujahidin, dan ibnu sabil.

"Alhamdulillah rumah singgah pasien kami selalu penuh. Itu menunjukkan banyak yang memerlukan rumah singgah pasien," katanya.

Rully mengatakan yang menggunakan fasilitas rumah singgah pasien biasanya kaum dhuafa yang berasal dari luar kota dan sedang berobat di rumah sakit besar rujukan.

Pasien sering tidak bisa langsung masuk ke rumah sakit karena harus mengantre. Ada pula pasien yang harus menjalani rawat jalan selama beberapa hari, sehingga memerlukan rumah singgah daripada harus kembali ke daerah asal.