Pemerintah percepat negosiasi perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa
10 Juni 2017 15:14 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Presiden Uni Eropa Donald Tusk (kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5/2016). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berupaya mempercepat penyelesaian perundingan kemitraan ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa dalam kerangka Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dengan melakukan pertemuan intersesi pada 6-9 Juni 2017 di Brussels, Belgia.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan pertemuan intersesi tersebut dilakukan sebelum putaran ketiga perundingan IEU-CEPA yang akan berlangsung pada September 2017.
"Kami ingin menjaga momentum yang kami bangun pada perundingan putaran kedua Januari lalu di Bali dengan memperdalam pembahasan teknis atas draft teks yang ada," kata Iman dalam siaran pers kementerian, Sabtu.
Iman mengatakan selama pertemuan intersesi dilakukan pembicaraan intensif mengenai rancangan teks perjanjian di beberapa sektor seperti perdagangan barang, ketentuan asal barang, perdagangan jasa, investasi, Hak Kekayaan Intelektual, dan kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.
Pada pertemuan intersesi tersebut delegasi dari kedua pihak juga sepakat mengidentifikasi masalah yang bersifat teknis atau terkait dengan proses penulisan teks serta masalah kebijakan.
"Kita ingin pastikan tidak ada pendekatan hostage-taking dalam perundingan ini. Semua isu harus dibahas secara paralel sesuai dengan bobot kepentingannya masing-masing," tambah Iman.
Sejak awal, Iman menjelaskan, delegasi Indonesia sepakat bahwa perundingan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip single-undertaking, yang artinya paket perjanjian lengkap akan disetujui apabila setiap bagian dari perjanjian itu telah disepakati.
"Namun kami ingin pastikan tidak ada penyanderaan perundingan di satu isu ketika terjadi kebuntuan pada isu yang lain," ujar Iman.
Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan pada 18 Juli 2016 setelah Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mencapai kesepakatan mengenai lingkup perundingan.
Tahun 2016 Uni Eropa merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia, dengan nilai total berturut-turut 14,4 miliar dolar AS dan 10,7 miliar dolar AS.
Adapun nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa total mencapai 25,2 miliar dolar AS. Dalam waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa surplus.
Sejauh dalam hal investasi, penanaman modal dari Uni Eropa ke Indonesia masih tergolong kecil dibanding investasi Uni Eropa ke beberapa negara anggota ASEAN lainnya.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan pertemuan intersesi tersebut dilakukan sebelum putaran ketiga perundingan IEU-CEPA yang akan berlangsung pada September 2017.
"Kami ingin menjaga momentum yang kami bangun pada perundingan putaran kedua Januari lalu di Bali dengan memperdalam pembahasan teknis atas draft teks yang ada," kata Iman dalam siaran pers kementerian, Sabtu.
Iman mengatakan selama pertemuan intersesi dilakukan pembicaraan intensif mengenai rancangan teks perjanjian di beberapa sektor seperti perdagangan barang, ketentuan asal barang, perdagangan jasa, investasi, Hak Kekayaan Intelektual, dan kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.
Pada pertemuan intersesi tersebut delegasi dari kedua pihak juga sepakat mengidentifikasi masalah yang bersifat teknis atau terkait dengan proses penulisan teks serta masalah kebijakan.
"Kita ingin pastikan tidak ada pendekatan hostage-taking dalam perundingan ini. Semua isu harus dibahas secara paralel sesuai dengan bobot kepentingannya masing-masing," tambah Iman.
Sejak awal, Iman menjelaskan, delegasi Indonesia sepakat bahwa perundingan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip single-undertaking, yang artinya paket perjanjian lengkap akan disetujui apabila setiap bagian dari perjanjian itu telah disepakati.
"Namun kami ingin pastikan tidak ada penyanderaan perundingan di satu isu ketika terjadi kebuntuan pada isu yang lain," ujar Iman.
Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan pada 18 Juli 2016 setelah Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mencapai kesepakatan mengenai lingkup perundingan.
Tahun 2016 Uni Eropa merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia, dengan nilai total berturut-turut 14,4 miliar dolar AS dan 10,7 miliar dolar AS.
Adapun nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa total mencapai 25,2 miliar dolar AS. Dalam waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa surplus.
Sejauh dalam hal investasi, penanaman modal dari Uni Eropa ke Indonesia masih tergolong kecil dibanding investasi Uni Eropa ke beberapa negara anggota ASEAN lainnya.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: