Chicago (ANTARA News) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat penurunan ketiga berturut-turut, kendati pasar penuh dengan jenis drama politik yang biasanya memberikan dorongan terhadap logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 8,1 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi menetap di 1.271,4 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.

Pergerakan di logam pada Jumat (9/6) terjadi setelah pemilihan parlemen Inggris pada Kamis (8/6) sore memberikan hasil yang menakjubkan: sebuah parlemen yang menggantung, di mana baik Konservatif maupun Partai Buruh memiliki mayoritas parlemen.

Analis mengatakan tidak ada keraguan bahwa hasil pemilihan umum Inggris telah membawa ketidakpastian ke klimaksnya, namun faktanya tetap bahwa itu hanya masalah domestik, yang oleh para pedagang tidak begitu dikhawatirkan.

Penguatan dolar AS membebani logam mulia ketika Indeks Dolar AS naik 0,4 persen menjadi 97,57 pada pukul 19.30 GMT.

Indeks tersebut merupakan ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan turun.

Pertemuan dua hari The Fed akan berakhir pada 14 Juni, di mana dolar didukung perkirakan kenaikan suku bunga. Wall Street memperkirakan peluang 99,6 persen untuk kenaikan suku bunga acuan pada Juni, menurut MarketWatch.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 19,1 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 17.223 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,2 dolar AS atau 0,23 persen menjadi berakhir pada 940,3 dolar AS per ounce.

(Uu.A026)