New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun lebih lanjut pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS yang menguat terhadap mata uang lainnya, membuat harga minyak mentah dalam greenback lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Dolar AS naik terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (8/6), karena Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,20 persen menjadi 96,942 pada akhir perdagangan.

Sementara itu, kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global terus membebani pasar. Pada Rabu (7/6) harga minyak anjlok karena data resmi menunjukkan peningkatan mengejutkan pada persediaan minyak mentah AS.

Persediaan minyak mentah AS naik 3,3 juta barel pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya. Analis memperkirakan persediaan minyak AS akan menyaksikan penurunan selama sembilan minggu berturut-turut.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 0,08 dolar AS menjadi menetap di 45,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun 0,20 dolar AS menjadi ditutup pada 47,86 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.