Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Perhimpunan Al Irsyad Basyir Ahmad mengatakan Liga Arab harus bergerak cepat dalam merundingkan dengan kepala dingin terkait krisis diplomatik Qatar dengan sejumlah negara di kawasan Teluk.

"Agar Liga Arab mengadakan pertemuan darurat untuk menyelesaikan masalah ini terlihat sekali akibat pemutusan hubungan diplomatik itu tidak hanya di sektor ekonomi," kata Basyir lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, akibat suasana konflik yang memanas itu mempengaruhi peta geopilitik yang nampak dari naiknya harga minyak mentah mencapai 55 dolar AS per barel.

Dia mengatakan kenaikan sekitar 5 dolar AS minyak mentah tentu sangat mengganggu kestabilan, termasuk adanya faktor lain yaitu dengan terganggunya perhubungan haji dan umrah yang merugikan banyak pihak.

Lebih jauh, Basyir khawatir jika konflik pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar oleh Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, Libya dan Maladewa memicu konflik yang lebih besar, seperti terjadinya Arab Spring jilid II.

Jika itu terjadi, kata dia, dapat dipastikan dapat meluluhlantahkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Teluk dan dunia serta menimbulkan instabilitas politik di kawasan Timur Tengah.

"Serangan konflik beberapa negara Teluk tidak terlepas kemungkinan dari pengaruh Amerika Serikat terutama terkait kepentingan ekonomi. Kami prihatin atas konflik yang terjadi itu. Harus ada tindakan cepat dan Liga Arab agar segera menggarap krisis tersebut agar tidak terjadi krisis lebih lanjut. Ini murni politik," katanya.

(A061/A029)