Rupiah menguat Kamis petang
8 Juni 2017 17:28 WIB
Mantan Direktur FBI, James Comey. Dia dipecat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait wacana keterlibatan Rusia dalam Pemilu Amerika Serikat tahun lalu. Kesaksian dia dalam pemeriksaan di depan komisi khusus Kongres Amerika Serikat diperkirakan berpengaruh pada pergerakan dolar Amerika Serikat. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat 24 poin menjadi Rp13.279 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.303 per dolar Amerika Serikat.
"Cadangan devisa Indonesia yang kembali membukukan penngkatan menjadi salah satu penopang mata uang rupiah," kata Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2017 sebesar 124,95 miliar dolar Amerika Serikat, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir April 2017 yang sebesar 123,25 miliar dolar Amerika Serikat.
Ia mengatakan bahwa meningkatnya cadangan devisa itu akan dapat lebih menjaga dan mendukung ketahanan ekonomi nasional ke depannya sehingga memberi kenyaman investor dalam berinvestasi.
Sementara itu, Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan, dolar Amerika Serikat tertekan seiring dengan gejolak politik di Washington, Amerika Serikat menyusul pemberhentian Direktur FBI, James Comey, dari jabatannya.
Pelaku pasar uang, lanjut dia, sedang mencermati kesaksian Comey di hadapan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat, dalam penyelidikan campur tangan Rusia pada pemilihan presiden 2016.
"Risiko dolar AS adalah kesaksian Comey di hadapan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat. Kesaksian Comey akan sangat diperhatikan pasar untuk mencari hal baru yang dimuat di dalamnya," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.316 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 7/6) senilai Rp13.307 per dolar Amerika Serikat.
"Cadangan devisa Indonesia yang kembali membukukan penngkatan menjadi salah satu penopang mata uang rupiah," kata Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2017 sebesar 124,95 miliar dolar Amerika Serikat, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir April 2017 yang sebesar 123,25 miliar dolar Amerika Serikat.
Ia mengatakan bahwa meningkatnya cadangan devisa itu akan dapat lebih menjaga dan mendukung ketahanan ekonomi nasional ke depannya sehingga memberi kenyaman investor dalam berinvestasi.
Sementara itu, Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan, dolar Amerika Serikat tertekan seiring dengan gejolak politik di Washington, Amerika Serikat menyusul pemberhentian Direktur FBI, James Comey, dari jabatannya.
Pelaku pasar uang, lanjut dia, sedang mencermati kesaksian Comey di hadapan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat, dalam penyelidikan campur tangan Rusia pada pemilihan presiden 2016.
"Risiko dolar AS adalah kesaksian Comey di hadapan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat. Kesaksian Comey akan sangat diperhatikan pasar untuk mencari hal baru yang dimuat di dalamnya," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.316 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 7/6) senilai Rp13.307 per dolar Amerika Serikat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: