Rupiah Kamis pagi melemah tipis
8 Juni 2017 10:52 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (8/6/2017) pagi, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.306 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.303 per dolar Amerika Serikat (AS).(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.306 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.303 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa konflik internal di negara-negara liga Arab yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik antara sejumlah negara Arab dengan Qatar berimbas pada laju rupiah.
"Di tengah situasi itu membuat pelaku pasar uang lebih cenderung memilih mengalihkan asset-asetnya ke dolar AS," kata Reza Priyambada.
Di sisi lain, lanjut dia, munculnya kekhawatiran atas meningkatnya persediaan cadangan minyak mentah Amerika Serikat telah membuat pergerakan harga minyak dan beberapa komoditas mengalami pelemahan. Harga minyak mentah yang di bawah 50 dolar AS per barel berimbas negatif pada rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada kamis (8/6) berada di level 45,96 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 48,37 dolar AS per barel.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa walaupun ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate) cenderung mulai sedikit meredup, harga minyak yang melemah menopang dolar AS.
Di sisi lain, lanjut Rangga Cipta, bank sentral Eropa yang lebih dovish terhadap suku bunga juga turut mendongkrak performa dolar AS di pasar global.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa konflik internal di negara-negara liga Arab yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik antara sejumlah negara Arab dengan Qatar berimbas pada laju rupiah.
"Di tengah situasi itu membuat pelaku pasar uang lebih cenderung memilih mengalihkan asset-asetnya ke dolar AS," kata Reza Priyambada.
Di sisi lain, lanjut dia, munculnya kekhawatiran atas meningkatnya persediaan cadangan minyak mentah Amerika Serikat telah membuat pergerakan harga minyak dan beberapa komoditas mengalami pelemahan. Harga minyak mentah yang di bawah 50 dolar AS per barel berimbas negatif pada rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada kamis (8/6) berada di level 45,96 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 48,37 dolar AS per barel.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa walaupun ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate) cenderung mulai sedikit meredup, harga minyak yang melemah menopang dolar AS.
Di sisi lain, lanjut Rangga Cipta, bank sentral Eropa yang lebih dovish terhadap suku bunga juga turut mendongkrak performa dolar AS di pasar global.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: