Trump telepon Raja Salman, dorong negara Teluk bersatu
7 Juni 2017 13:38 WIB
Dokumentasi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kanan) bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Royal Court di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (20/5/2017). (REUTERS/Jonathan Ernst)
Washington (ANTARA News) - Presiden Donald Trump menekankan perlunya negara-negara Teluk bersatu saat berbicara lewat telepon dengan Raja Salman dari Arab Saudi pada Selasa (6/6), di tengah krisis yang memecah beberapa sekutu utama Amerika Serikat di wilayah tersebut.
Kedua pemimpin tersebut berbicara melalui telepon atas inisiatif Riyadh setelah Arab Saudi memutuskan hubungan dan menutup perbatasannya dengan tetangganya Qatar karena menuduh negara itu mendanai kelompok-kelompok ekstremis dan menjadi induk konflik-konflik lainnya.
"Kedua pemimpin membahas tujuan penting untuk mencegah pendanaan organisasi teroris dan menghapuskan promosi ekstremisme oleh negara mana pun di kawasan itu," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
"Presiden menggarisbawahi bahwa persatuan Dewan Kerja Sama Teluk sangat penting untuk mengalahkan terorisme dan mempromosikan stabilitas regional."
Trump sebelumnya kelihatan mendukung upaya untuk mengisolasi Qatar, yang merupakan tempat pangkalan udara Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah menurut warta AFP.
Kedua pemimpin tersebut berbicara melalui telepon atas inisiatif Riyadh setelah Arab Saudi memutuskan hubungan dan menutup perbatasannya dengan tetangganya Qatar karena menuduh negara itu mendanai kelompok-kelompok ekstremis dan menjadi induk konflik-konflik lainnya.
"Kedua pemimpin membahas tujuan penting untuk mencegah pendanaan organisasi teroris dan menghapuskan promosi ekstremisme oleh negara mana pun di kawasan itu," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
"Presiden menggarisbawahi bahwa persatuan Dewan Kerja Sama Teluk sangat penting untuk mengalahkan terorisme dan mempromosikan stabilitas regional."
Trump sebelumnya kelihatan mendukung upaya untuk mengisolasi Qatar, yang merupakan tempat pangkalan udara Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah menurut warta AFP.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: