Berlin (ANTARA News) - Kepala Kantor untuk Kanselir Jerman Angela Merkel, Peter Altmaier, pada Jumat menolak seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump guna merundingkan secara ulang kesepakatan bersejarah dunia melawan perubahan iklim yang dinyatakan di Paris, Prancis, pada 2015.

Trump pada Kamis menyatakan AS akan menarik diri dari Kesepakatan Iklim Paris, yang memenuhi janji utamanya saat kampanye menuju kursi Kepresidenan AS pada 2016 sekaligus memicu kecaman pemimpin dan pelaksana perubahan iklim dunia. (Baca juga: Trump umumkan AS akan keluar dari Perjanjian Paris)

Ia menyatakan pemerintahannya akan memulai pembicaraan, baik untuk masuk kembali ke Kesepakatan Iklim Paris maupun membuat kesepakatan baru dengan persyaratan lebih baik untuk AS.

Peter Altmaier, Kepala Kekanseliran Jerman, menyatakan bahwa keputusan Trump mengecewakan.

"Sangat menyedihkan bahwa salah satu sekutu terpenting dalam perlindungan iklim menarik diri dengan satu goresan pena," ujarnya.

Tapi, AS tidak akan dalam kedudukan berupaya mengubah dunia memerangi pemanasan bumi, kata Altmaier kepada penyiaran umum ARD, layaknya dikutip Reuters.

Ia menilai bahwa membuka kembali perundingan tentang Kesepakatan Iklim Paris adalah hal yang akan salah. (Baca juga: Indonesia sayangkan AS keluar kesepakatan perubahan iklim)

"Itu sebabnya saya yakin jalan ini akan berlanjut bahwa kesepakatan tersebut akan bertahan," katanya, menekankan komitmen Jerman dalam isu perubahan iklim global.

Apalagi, Kota Bonn di Jerman sejak 1995 ditetapkan sebagai Kota Perubahan Iklim Dunia guna menandai prakarsa Jerman menjadi tuan rumah Konferensi Para Pihak untuk Perubahan Iklim (Conference of the Parties on Climate Change/COP CC) di bawah payung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Angela Merkel adalah Menteri Lingkungan Hidup Jerman saat berlangsungnya Konferensi Para Pihak untuk Perubahan Iklim di Bonn pada 1995, sehingga ia dikenal sangat berkomitmen atas isu global tersebut.

Sebaliknya, Pemerintah AS akan merusak ekonominya dengan mendukung khayalan bahwa perubahan iklim dapat diabaikan, ucap Altmaier.

China dan Uni Eropa (UE) diperkirakan menunjukkan persatuan dalam memerangi pemanasan global dalam pertemuan tingkat tinggi di di Brussels, Ibu Kota Belgia sekaligus UE, pada Jumat. (Baca juga: Pemimpin UE desak Trump tidak cabut keikutsertaan AS dalam Pakta Iklim)

Pertemuan Perdana Menteri China Li Keqiang dengan pejabat Eropa Bersatu akan diakhiri dengan pernyataan bersama, didukung ke-28 negara kelompok itu, yang menyatakan tekad UE dan China untuk melaksanakan penuh Perjanjian Iklim Paris, yang pada 2015 juga ditandatangani Presiden AS Barrack Obama.