Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan warga Yogyakarta memperingati hari lahir Pancasila bersama Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan keluarga di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kamis.

Dalam acara yang digagas oleh Gerakan Rakyat Pancasila DIY itu, jumlah peserta yang diperkirakan mencapai lebih dari 15.000 orang itu terdiri atas pelajar, guru, mahasiswa, TNI/Polri, abdi dalem serta masyarakat umum.

"Melalui acara ini kami berharap bisa kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila sekaligus menangkal faham-faham esktrem yang mengancam persatuan bangsa," kata ketua Gerakan Rakyat Pancasila Widihasto Wasana Putra saat membuka acara Peringatan Hari Lahir Pancasila itu.

Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB itu didahului dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan oleh paduan suara yang terdiri atas 700 siswa-siswi SMA negeri dan swasta di Yogyakarta dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Menurut Hasto acara terselenggara berkat gotong-royong seluruh warga Yogyakarta. Hal itu antara lain dibuktikan dengan terkumpulnya sebanyak 18.000 nasi bungkus yang merupakan sumbangan masyarakat dari lima kabupaten/kota di DIY.

"18.000 nasi bungkus ini merupakan wujud gotong royong masyarakat sebagai cerminan dari nilai Pancasila," kata dia.

Dalam acara itu, Gubenur DIY Sultan Hamengku Buwomo X beserta keluarga duduk lesehan membaur dengan warga Yogyakarta.

Menurut Hasto, duduk lesehan bersama antara Gubernur DIY yang sekaligus Raja Keraton Yogyakarta dengan warganya dalam acara itu bertujuan menonjolkan pesan memperkokoh hubungan egaliter yang merupakan cerminan dari nilai Pancasila.

"Memperkokoh hubungan yang egaliter, nyawiji, dan golong gilig antara pemimpin dan rakyat," kata dia.

Muhadi (66) warga Kecataman Banguntapan, Bantul mengaku merasa terpanggil mengikuti acara itu. Bagi Muhadi konsep peringatan hari lahir Pancasila seperti itu penting untuk terus dipertahankan untuk menanamkan rasa cinta serta memperkuat pemahaman Pancasila bagi generasi muda.

"Sejak dini generasi muda harus mamahami Pancasila karena merekalah pengganti kami di masa mendatang," kata dia.

Sementara itu, warga Yogyakarta lainnya, Hestingisih (58) berpendapat pengamalan Pancasila selain perlu ditanamkan kembali kepada masyarakat, juga harus disertai contoh pengamalannya oleh para pemimpin di Indonesia.

"Memang acara seperti ini penting bagi masyarakat, tetapi para pemimpin juga harus memberikan contoh bagaimana Pancasila itu diterapkan," kata pembimbing konseling SMA Santa Maria Yogyakarta ini.

(T.L007/I006)