Warga Badui cinta Pancasila
1 Juni 2017 06:31 WIB
Ilustrasi--Pedagang menata poster Pancasila untuk dijajakan satu hari menjelang peringatan hari lahirnya Pancasila ke-72 di Banda Aceh, Aceh, Rabu, (31/5/2017). Sesuai Keputusan Presiden Nomor 24/2016 tentang Hari Lahir Pancasila, pada 1 Juni 2016 untuk pertama kalinya diberlakukan hari libur nasional yang akan diisi dengan upacara pengibaran bendera di penjuru Indonesia. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Lebak (ANTARA News) - Masyarakat Badui yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak mencintai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 sebagai ideologi bangsa Indonesia.
"Kami sangat mencintai Pancasila dan UUD 45 karena hidup menjadi rukun, damai, tentram dan aman," kata Pemuka Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak saat ditemui di Rangkasbitung, Rabu.
Masyarakat Badui yang berpenduduk sekitar 10.500 jiwa menilai Pancasila menjadikan "harga mati" dan tidak bisa diganti lagi ideologi negara itu.
Selama ini, Pancasila dan UUD 45 dapat mempersatukan keanekaragaman rakyat Indonesia dengan perbedaan agama, suku, budaya dan bahasa.
Namun, melalui Pancasila menjadi bersatu, bersaudara serta saling menghormati dan menghargai di tengah perbedaan itu.
Selain itu juga persatuan dan kesatuan bangsa semakin kokoh dan kuat. "Kami sebagai rakyat Indonesia tentu sangat mencintai Pancasila sehingga kehidupan komunitas Badui merasa aman, nyaman dan tenang," katanya.
Menurut Saija, masyarakat Badui sangat mendukung terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Bahkan, warga dalam kehidupan sehari-hari melaksanakan Pancasila dan UUD 45.
Masyarakat Badui sangat menghormati dan menghargai sehingga belum ada warga Badui yang terlibat hukum.
Kehidupan masyarakat Badui lebih tertib dan rukun hingga kini belum pernah terjadi keributan, apalagi sampai melakukan perlawanan terhadap pemerintah.
"Kami terus menjaga dan melaksanakan Pancasila sebagai sumber pedoman hidup di Tanah Air," ujarnya.
"Kami sangat mencintai Pancasila dan UUD 45 karena hidup menjadi rukun, damai, tentram dan aman," kata Pemuka Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak saat ditemui di Rangkasbitung, Rabu.
Masyarakat Badui yang berpenduduk sekitar 10.500 jiwa menilai Pancasila menjadikan "harga mati" dan tidak bisa diganti lagi ideologi negara itu.
Selama ini, Pancasila dan UUD 45 dapat mempersatukan keanekaragaman rakyat Indonesia dengan perbedaan agama, suku, budaya dan bahasa.
Namun, melalui Pancasila menjadi bersatu, bersaudara serta saling menghormati dan menghargai di tengah perbedaan itu.
Selain itu juga persatuan dan kesatuan bangsa semakin kokoh dan kuat. "Kami sebagai rakyat Indonesia tentu sangat mencintai Pancasila sehingga kehidupan komunitas Badui merasa aman, nyaman dan tenang," katanya.
Menurut Saija, masyarakat Badui sangat mendukung terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Bahkan, warga dalam kehidupan sehari-hari melaksanakan Pancasila dan UUD 45.
Masyarakat Badui sangat menghormati dan menghargai sehingga belum ada warga Badui yang terlibat hukum.
Kehidupan masyarakat Badui lebih tertib dan rukun hingga kini belum pernah terjadi keributan, apalagi sampai melakukan perlawanan terhadap pemerintah.
"Kami terus menjaga dan melaksanakan Pancasila sebagai sumber pedoman hidup di Tanah Air," ujarnya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: