Wali kota Kendari pantau banjir
31 Mei 2017 15:58 WIB
Pelajar melintasi banjir menuju rumahnya di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (30/3/2017). Tingginya intensitas curah hujan mengakibatkan ratusan rumah di Kendari terendam banjir.(ANTARA/Jojon)
Kendari (ANTARA News) - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Asrun, memantau langsung banjir yang terjadi di kota itu, Rabu.
Beberapa titik yang dipantau adalah sekitar masjid Nurul Falah Kemaraya, Lorong Lasolo, Jalan fajar Merantau dan Jalan Syek Yusuf.
"Saya prihatin dengan banjir yang terjadi akibat hujan yang melanda beberapa hari ini, banjir ini terjadi akibat beberapa anak sungai meluap," katanya.
Ia mengatakan, butuh penanganan konfrehensif beberapa anak sungai yang melintasi kota Kendari yang kadang meluap ketika intensitas hujan tinggi di kota itu.
"Beberapa anak sungai yang kerap meluap ketika intensitas hujan tinggi adalah kali Sodohoa, Kali Lahundape, Kampung Salo termasuk Amarilis," katanya.
Kondisi itu kata Asrun, diperparah karena ada warga yang membangun dibantaran sungai sehingga mempersempit Sungai.
"Pemerintan tidak pernah memberikan izin yang membangun dibantaran sungai itu, tetapi bangunannya sudah lebih dulu ada sebelum aturan dibuat, sehingga kalau mau dibongkar bangunan kama itu harus dibebaskan lagi," katanya.
Untuk penanganan jangan pendek kata Asrun, adalah mengerahkan alat berat untuk mengatasi sumbatan pada beberapa saluran air atau pun sungai.
"Saat ini kita terus melakukan pendataan kerugian ataua kerusakan yang ditimbulkan banjir ini," katanya.
Beberapa titik yang dipantau adalah sekitar masjid Nurul Falah Kemaraya, Lorong Lasolo, Jalan fajar Merantau dan Jalan Syek Yusuf.
"Saya prihatin dengan banjir yang terjadi akibat hujan yang melanda beberapa hari ini, banjir ini terjadi akibat beberapa anak sungai meluap," katanya.
Ia mengatakan, butuh penanganan konfrehensif beberapa anak sungai yang melintasi kota Kendari yang kadang meluap ketika intensitas hujan tinggi di kota itu.
"Beberapa anak sungai yang kerap meluap ketika intensitas hujan tinggi adalah kali Sodohoa, Kali Lahundape, Kampung Salo termasuk Amarilis," katanya.
Kondisi itu kata Asrun, diperparah karena ada warga yang membangun dibantaran sungai sehingga mempersempit Sungai.
"Pemerintan tidak pernah memberikan izin yang membangun dibantaran sungai itu, tetapi bangunannya sudah lebih dulu ada sebelum aturan dibuat, sehingga kalau mau dibongkar bangunan kama itu harus dibebaskan lagi," katanya.
Untuk penanganan jangan pendek kata Asrun, adalah mengerahkan alat berat untuk mengatasi sumbatan pada beberapa saluran air atau pun sungai.
"Saat ini kita terus melakukan pendataan kerugian ataua kerusakan yang ditimbulkan banjir ini," katanya.
Pewarta: Suparman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: