Stok melimpah tekan harga bawang merah di Palu
30 Mei 2017 12:18 WIB
Petani mengecek bawang merah batu (Allium Cepa var.Aggregatum L) yang akan dijadikan bibit di Desa Soulove, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (30/4/2017). (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Palu (ANTARA News) - Stok bawang merah di pasaran Kota Palu, Sulawesi Tengah, saat ini cukup melimpah sehingga membuat harga komoditi pangan itu turun drastis.
"Sebaliknya, bawang putih melojak tajam hingga mencapai Rp70 ribu/kg dari biasanya Rp30 ribu/kg," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng Abubakar Alamahdali usai melakukan inspeksi mendadak di Pasar Masomba, Palu, Selasa.
Ia mengatakan melimpahnya bawang merah di pasaran setempat karena banyak pedagang di Kota Palu mendatangkan komoditi pangan tersebut dari luar daerah.
Bawang merah yang banyak dijual di Palu selain dari produksi petani lokal, juga dipasok pedagang dari Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Enrekang, kata Kadis Abubakar, merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Pulau Sulawesi.
"Tidak heran kalau hasil produksi petani di daerah itu dipasarkan ke Kota Palu," kata dia.
Setiap hari pedagang mendatangkan bawang merah dari Enrekang ke Palu karena transportasi darat cukup lancar.
Seperti yang disampaikan Ahmad, salah seorang pedagang bawang merah di Pasar Masomba Palu, setiap minggu mendatangkan komoditas itu dari Enrekang ke kota ini.
"Ya setiap minggu saya mendatangkan 1,8 ton bawang merah dari Kabupaten Enrekang ke Palu untuk memenuhi kebutuhan pasar," kata dia.
Masuknya bawang merah dari luar sangat membantu masyarakat di Ibu Kota Provinsi Sulteng mendapatkan kebutuhan itu dengan harga yang murah.
Harga bawang merah sebelumnya sempat naik mencapai Rp40.000/kg, kini turun tajam hingga mencapai Rp16.000/kg.
Sementara Ahmad secara terpisah membenarkan baru saja mendatangkan bawang merah sebanyak satu ton dari Enrekang, Sulsel dengan menggunakan jalur transportasi darat.
"Kami membeli di sentra produksi dengan harga Rp11.000/kg dan menjual di Palu rata-rata mengikuti harga di tingkat pengecer," kata dia.
Sekali mendatangkan, Ahmad mengaku mengeluarkan biaya transportasi sekitar Rp2 juta.
Meski demikian, jika dijual di pasaran Kota Palu, tetap mendapat keuntungan cukup lumayan, katanya tanpa merinci penjelasannya.
"Sebaliknya, bawang putih melojak tajam hingga mencapai Rp70 ribu/kg dari biasanya Rp30 ribu/kg," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng Abubakar Alamahdali usai melakukan inspeksi mendadak di Pasar Masomba, Palu, Selasa.
Ia mengatakan melimpahnya bawang merah di pasaran setempat karena banyak pedagang di Kota Palu mendatangkan komoditi pangan tersebut dari luar daerah.
Bawang merah yang banyak dijual di Palu selain dari produksi petani lokal, juga dipasok pedagang dari Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Enrekang, kata Kadis Abubakar, merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Pulau Sulawesi.
"Tidak heran kalau hasil produksi petani di daerah itu dipasarkan ke Kota Palu," kata dia.
Setiap hari pedagang mendatangkan bawang merah dari Enrekang ke Palu karena transportasi darat cukup lancar.
Seperti yang disampaikan Ahmad, salah seorang pedagang bawang merah di Pasar Masomba Palu, setiap minggu mendatangkan komoditas itu dari Enrekang ke kota ini.
"Ya setiap minggu saya mendatangkan 1,8 ton bawang merah dari Kabupaten Enrekang ke Palu untuk memenuhi kebutuhan pasar," kata dia.
Masuknya bawang merah dari luar sangat membantu masyarakat di Ibu Kota Provinsi Sulteng mendapatkan kebutuhan itu dengan harga yang murah.
Harga bawang merah sebelumnya sempat naik mencapai Rp40.000/kg, kini turun tajam hingga mencapai Rp16.000/kg.
Sementara Ahmad secara terpisah membenarkan baru saja mendatangkan bawang merah sebanyak satu ton dari Enrekang, Sulsel dengan menggunakan jalur transportasi darat.
"Kami membeli di sentra produksi dengan harga Rp11.000/kg dan menjual di Palu rata-rata mengikuti harga di tingkat pengecer," kata dia.
Sekali mendatangkan, Ahmad mengaku mengeluarkan biaya transportasi sekitar Rp2 juta.
Meski demikian, jika dijual di pasaran Kota Palu, tetap mendapat keuntungan cukup lumayan, katanya tanpa merinci penjelasannya.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: