Rupiah Senin petang bergerak melemah 18 poin
29 Mei 2017 16:54 WIB
Nilai Tukar Rupiah Karyawan menghitung pecahan uang dolar Amerika di Jakarta, Jumat (5/6/15). Nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar 9 poin atau 0,07 persen ke Rp 13.290 per dolar Amerika, setelah sebelumnya bergerak di kisaran Rp 13.280-Rp 13.307 per dolar Amerika. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) ()
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin petang, bergerak melemah 18 poin menjadi Rp13.312, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.294 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung mengalami penguatan terhadap berbagai mata uang utama dunia ditopang oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan produk domestik bruto (PDB) naik sebesar 1,2 persen pada kuartal pertama tahun ini, di atas estimasi pasar yang sebesar 0,9 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, meski notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan ketidaktegasan sikap pejabat the Fed mengenai kenaikan bunga, sejumlah pelaku pasar masih yakin kenaikan akan dilakukan pada pertemuan Juni nanti.
"Situasi itu juga masih menjadi salah satu faktor yang membebani laju rupiah," katanya.
Research Analyst di FXTM, Lukman Otunuga menambahkan bahwa mata uang negara-negara berkembang bergerak stabil termasuk rupiah, itu menunjukkan masih terdapat ketertarikan investor terhadap negara berkembang.
"Selama penanam modal tetap berani mengambil risiko dalam pasar negara berkembang maka pergerakan rupiah akan stabil," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.312 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 26/5) Rp13.295 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung mengalami penguatan terhadap berbagai mata uang utama dunia ditopang oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan produk domestik bruto (PDB) naik sebesar 1,2 persen pada kuartal pertama tahun ini, di atas estimasi pasar yang sebesar 0,9 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, meski notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan ketidaktegasan sikap pejabat the Fed mengenai kenaikan bunga, sejumlah pelaku pasar masih yakin kenaikan akan dilakukan pada pertemuan Juni nanti.
"Situasi itu juga masih menjadi salah satu faktor yang membebani laju rupiah," katanya.
Research Analyst di FXTM, Lukman Otunuga menambahkan bahwa mata uang negara-negara berkembang bergerak stabil termasuk rupiah, itu menunjukkan masih terdapat ketertarikan investor terhadap negara berkembang.
"Selama penanam modal tetap berani mengambil risiko dalam pasar negara berkembang maka pergerakan rupiah akan stabil," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.312 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 26/5) Rp13.295 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: