Baghdad (ANTARA News) - Seorang komandan tinggi Korps Pengawal Revolusioner Islam Iran (IRGC) tewas dalam pertempuran melawan IS di sebelah barat kota Mosul, Irak, kantor berita Tasnim yang bermarkas di Teheran melaporkan pada Sabtu.

Ini merupakan pertama kalinya Iran mengumumkan kematian seorang komandan tinggi mereka sejak operasi dilancarkan pada Oktober untuk mendesak petempur IS keluar dari Mosul.

"Komandan Shaaban Nassiri menjadi martir dalam operasi militer untuk membebaskan wilayah sebelah barat Mosul," menurut laporan kantor berita Tasnim mengutip pernyataan Pengawal Revolusi.

IRGC adalah pendukung utama kekuatan paramiliter Syiah Irak yang dikenal sebagai Mobilisasi Populer. Mereka memerangi kelompok IS di sebelah barat Mosul.

Nassiri tewas di dekat Baaj, salah satu kota terakhir yang masih berada di bawah kendali kelompok IS, di dekat perbatasan Suriah, menurut Mashregh, sebuah laman berita Iran.

Pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi diyakini bersembunyi di wilayah ini, menurut pejabat AS dan Irak.

Nassiri bertempur dalam perang Iran tahun 1980-1988 dan telah terlibat dalam perang enam tahun di Suriah, mendukung Presiden Bashar al-Assad, menurut Mashregh.

Seorang jenderal dari Garda Revolusi mengambil alih pos Duta Besar Iran untuk Irak pada April lalu, sebagai tanda peran kunci pasukan militer sedang bermain di negara tetangganya itu.

Mobilisasi Populer pada Jumat mengumumkan perebutan pangkalan militer Sinjar, dekat Baaj, menggerakkan kehadirannya lebih dekat di perbatasan Suriah

Pemerintah Irak ingin mengendalikan perbatasan dengan melakukan koordinasi bersama pasukan Bashar yang didukung oleh Iran.

Menghubungkan kedua belah pihak akan memberi Bashar sebuah keuntungan besar dalam menghadapi pemberontakan yang telah berlangsung enam tahun melawan pemerintahannya.

Iran telah memberikan dukungan militer kepada Bashar setidaknya sejak 2012, awalnya tidak berkomentar secara terbuka mengenai perannya tersebut. Namun ketika dukungan militer mereka semakin meningkat dan korban dari pihak Iran juga meningkat, para pejabat mulai berbicara lebih terbuka.

Seorang pejabat Iran mengatakan pada akhir tahun lalu bahwa sudah lebih dari 1.000 warga Iran tewas dalam perang saudara Suriah. Termasuk beberapa komandan tinggi Garda Revolusi, menurut laporan media Iran.

Iran telah membantu melatih dan mengatur ribuan petempur Syiah Irak, Afghanistan dan Pakistan dalam konflik Suriah. Petempur dari Hisbullah Lebanon juga bekerja sama dengan komandan militer Iran di Suriah, demikian Reuters.

(T.KR-AMQ/T008)