Pangdam Udayana tingkatkan kewaspadaan setelah bom Jakarta
26 Mei 2017 15:16 WIB
Aparat kepolisian berjaga di lokasi ledakan bom Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5/2017). Bom yang meledak pada Rabu (24/5/2017) malam tersebut mengakibatkan 15 orang menjadi korban, lima di antaranya meninggal dunia. (ANTARA/Puspa Perwitasari) ()
Denpasar (ANTARA News) - Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak meminta jajarannya dan masyarakat Bali serta Nusa Tenggara untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi ancaman terorisme setelah ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta, Rabu lalu (24/5).
"Saya sudah perintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara deteksi dini," katanya ketika mengadakan "simakrama" (silaturahmi) dengan media di Denpasar, Jumat.
Menurut jenderal berbintang dua di pundak itu, meski situasi keamanan khususnya di Bali kondusif, namun ia meminta untuk tidak lengah.
"Setiap saat harus mewaspadai, mengaitkan perkembangan di daerah lain dengan di daerah kita. Ada tidak jaringannya, kalau ada saran saya cepat laporkan pada kesempatan pertama," imbuhnya.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam menangkal aksi terorisme dan membantu aparat memberikan informasi yang dinilai mencurigakan.
"Jika kita kuat, dia akan mundur tetapi jika tidak waspada dia akan percepat proses masuk ke kita," ucapnya.
Komaruddin mengungkapkan aksi peledakan bom di Kampung Melayu Jakarta dan di Manchester, Inggris beberapa waktu lalu mengindikaskan bahwa teroris ingin menunjukkan eksistensinya.
Teroris yang merupakan militan yang sempat menjalani latihan di negara-negara konflik, lanjut dia, kemungkinan kembali ke negara asalnya untuk melancarkan aksi terorisme yang tidak jarang mempertaruhkan nyawanya dalam bom bunuh diri.
Untuk itu ia mengharapkan masyarakat dapat bekerja sama dengan aparata TNI di level desa atau Babinsa untuk melaporkan apabila ada orang atau peristiwa mencurigakan sebagai langkah antisipatif.
Dalam kesempatan itu ia juga mengajak media untuk menyampaikan pesan kepada masyatakat untuk tidak mudah menerima kabar bohong atau "hoax" termasuk melakukan analisa mendalam sebelum membagikan kabar tersebut kepada masyatakat lain.
Baca juga: (Sikapi bom Kampung Melayu dengan perkuat mitigasi, kata pengamat)
Baca juga: (Bom Kampung Melayu, ingatkan perlunya waspadai ISIS Asia Tenggara)
"Saya sudah perintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara deteksi dini," katanya ketika mengadakan "simakrama" (silaturahmi) dengan media di Denpasar, Jumat.
Menurut jenderal berbintang dua di pundak itu, meski situasi keamanan khususnya di Bali kondusif, namun ia meminta untuk tidak lengah.
"Setiap saat harus mewaspadai, mengaitkan perkembangan di daerah lain dengan di daerah kita. Ada tidak jaringannya, kalau ada saran saya cepat laporkan pada kesempatan pertama," imbuhnya.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam menangkal aksi terorisme dan membantu aparat memberikan informasi yang dinilai mencurigakan.
"Jika kita kuat, dia akan mundur tetapi jika tidak waspada dia akan percepat proses masuk ke kita," ucapnya.
Komaruddin mengungkapkan aksi peledakan bom di Kampung Melayu Jakarta dan di Manchester, Inggris beberapa waktu lalu mengindikaskan bahwa teroris ingin menunjukkan eksistensinya.
Teroris yang merupakan militan yang sempat menjalani latihan di negara-negara konflik, lanjut dia, kemungkinan kembali ke negara asalnya untuk melancarkan aksi terorisme yang tidak jarang mempertaruhkan nyawanya dalam bom bunuh diri.
Untuk itu ia mengharapkan masyarakat dapat bekerja sama dengan aparata TNI di level desa atau Babinsa untuk melaporkan apabila ada orang atau peristiwa mencurigakan sebagai langkah antisipatif.
Dalam kesempatan itu ia juga mengajak media untuk menyampaikan pesan kepada masyatakat untuk tidak mudah menerima kabar bohong atau "hoax" termasuk melakukan analisa mendalam sebelum membagikan kabar tersebut kepada masyatakat lain.
Baca juga: (Sikapi bom Kampung Melayu dengan perkuat mitigasi, kata pengamat)
Baca juga: (Bom Kampung Melayu, ingatkan perlunya waspadai ISIS Asia Tenggara)
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: