Pupusnya rencana tunangan korban bom Kampung Melayu dan kekasihnya
25 Mei 2017 14:52 WIB
Peti jenazah korban ledakan Kampung Melayu, Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, dari rumah duka menuju lokasi upacara pemberangkatan jenazah di SDN Menteng Dalam 05 Pagi, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2017). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu korban tewas akibat ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, Brigadir Satu (Anumerta) Imam Gilang Adinata, rupanya tengah berencana mempersiapkan pertunangan dengan kekasihnya, Dinda Venisita Verina.
Sayangnya, rencana tersebut pupus sudah karena kenyataan berkata lain, lantaran Gilang harus meregang nyawa akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Rabu malam (24/5).
"Iya, sehabis lebaran mau bertunangan dengan pacarnya, Dinda," terang salah satu kerabat Gilang, Wijiati (49), di rumah duka di Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 005/01, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis.
Dinda, lanjut Wijiati, saat ini ikut bersama rombongan keluarga Gilang, termasuk kedua orang tuanya Muhammad Sri Sarjoyo dan Ningwyarti, mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di Srago Gede, Mojayan, Klaten, Jawa Tengah.
Menurut Wijiati, Gilang merupakan sosok anak yang baik dan sopan kepada orang tuanya juga saudara-saudaranya.
Gilang dianggap sebagai harapan keluarga untuk bisa menjadi seseorang yang sukses dalam hidupnya.
Dinda sendiri, mengaku terakhir kali berkomunikasi hanya 15 menit sebelum kejadian yang menewaskan kekasihnya itu, itu pun melalui aplikasi perpesanan whatsapp singkat.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WA: 'yank', gitu doang," kata Dinda.
"Kemudian saya balas 'kenapa yank?' terus enggak dibalas lagi," ujarnya menambahkan.
Dinda tak sempat dikonfirmasi mengenai rencana bertunangan dengan Gilang setelah Lebaran, namun ia mengungkapkan sempat bermimpi menikahi kekasihnya tersebut.
Sayangnya, rencana tersebut pupus sudah karena kenyataan berkata lain, lantaran Gilang harus meregang nyawa akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Rabu malam (24/5).
"Iya, sehabis lebaran mau bertunangan dengan pacarnya, Dinda," terang salah satu kerabat Gilang, Wijiati (49), di rumah duka di Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 005/01, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis.
Dinda, lanjut Wijiati, saat ini ikut bersama rombongan keluarga Gilang, termasuk kedua orang tuanya Muhammad Sri Sarjoyo dan Ningwyarti, mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di Srago Gede, Mojayan, Klaten, Jawa Tengah.
Menurut Wijiati, Gilang merupakan sosok anak yang baik dan sopan kepada orang tuanya juga saudara-saudaranya.
Gilang dianggap sebagai harapan keluarga untuk bisa menjadi seseorang yang sukses dalam hidupnya.
Dinda sendiri, mengaku terakhir kali berkomunikasi hanya 15 menit sebelum kejadian yang menewaskan kekasihnya itu, itu pun melalui aplikasi perpesanan whatsapp singkat.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WA: 'yank', gitu doang," kata Dinda.
"Kemudian saya balas 'kenapa yank?' terus enggak dibalas lagi," ujarnya menambahkan.
Dinda tak sempat dikonfirmasi mengenai rencana bertunangan dengan Gilang setelah Lebaran, namun ia mengungkapkan sempat bermimpi menikahi kekasihnya tersebut.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: