Jakarta (ANTARA News) - Kematian Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, korban ledakan bom Rabu malam (24/5) di Kampung Melayu, menyisakan duka mendalam bagi keluarga, kerabat dan kekasihnya.


Dinda Venisita Verani, kekasih Gilang, terakhir berkomunikasi dengan Gilang lewat aplikasi perpesanan hanya sekira 15 menit sebelum ledakan bom bunuh diri yang turut menewaskan kekasihnya.




"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WA 'yank' gitu doang," kata Dinda, yang terakhir kali bersua dengan Gilang sekitar dua pekan lalu.




"Kemudian saya balas 'kenapa yank?' Terus enggak dibalas lagi," ujarnya menambahkan.




Ia menuturkan bahwa Gilang berencana mendatangi rumahnya di Cengkareng, Jakarta Barat, sore hari sebelum kejadian, namun kemudian membatalkan rencana karena harus bertugas menjaga pawai obor pada malam harinya.


Dinda juga mengatakan bahwa belum lama ini dia bermimpi menikahi Gilang.




"Saya sempat mimpi..." kata Dinda sebelum tercekat, menutupkan jemari tangan pada bibirnya. "Saya mimpi menikah."




Mimpi Dinda kini tak bisa lagi terwujud, karena Gilang mendahuluinya menghadap Yang Maha Kuasa akibat perbuatan biadab pelaku teror bom bunuh diri.




Bersama kedua orangtua Gilang, Muhammad Sri Sarjoyo dan Ningwyarti, serta segenap kerabat, Dinda bertolak ke Srago Gede, Mojayan, Klaten, Jawa Tengah, untuk mengantarkan Gilang ke tempat peristirahatan terakhirnya.