Solo (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyeru warga tetap tenang setelah dua ledakan bom di Halte Bus Transjakarta di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, menewaskan lima orang termasuk pelaku dan menyebabkan sepuluh orang terluka pada Rabu malam (24/5).

"Saya menyerukan agar semua anak bangsa di seluruh pelosok tanah air tetap tenang dan tetap menjaga persatuan. Kita harus terus menjaga ketenangan," kata Presiden di kediamannya di Solo, Kamis.

Presiden juga berharap agar masyarakat dapat menjaga ketenangan jelang bulan Ramadhan.

"Menjaga kesejukan karena hari-hari ini umat Muslim sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke bulan Ramadhan untuk menjalankan ibadah puasa," ungkap Presiden.

Ia juga menyampaikan rasa duka cita terhadap para korban dan keluarga korban.

"Saya menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada para korban dan keluarganya, baik yang masih di rumah sakit maupun yang meninggal terutama aparat kepolisian yang gugur dalam menjalankan tugas," tambah Presiden.

Presiden mengaku sudah mendapatkan laporan terkini mengenai pengeboman tersebut serta korban-korbannya.

"Kita tahu korban yang ada ini sudah keterlaluan, korban-korban yang ada, tukang ojek jadi korban, supir angkot jadi korban, penjual lapak kelontong jadi korban, polisi jadi korban," katanya.

Serangan bom terjadi saat polisi mengawal pawai obor jelang Ramadhan. Pelaku meninggal di tempat kejadian dengan kepala, kaki, dan badan terpisah.

Presiden sudah memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menumpas pelaku serangan bom di Kampung Melayu hingga ke jaringannya.

"Saya sudah perintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku yang melakukan. Kita perintahkan untuk mengejar sampai ke akar-akarnya," katanya.

video : Desa Lidya Natalia