Presiden beberkan negara lain iri kepada Indonesia yang toleran
23 Mei 2017 15:59 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menyampaikan arahan di depan tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2017). Presiden berpesan agar tokoh-tokoh agama di seluruh pelosok Indonesia menjadi garis depan dalam menjaga kerukunan, toleransi, persaudaraan, dan persatuan. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyebut negara lain iri kepada Indonesia karena dianggap berbeda-beda dari berbagai segi namun tetap rukun, penuh toleransi, penuh persaudaraan, dan persatuan.
"Saya ingin bercerita sedikit mengenai kekaguman dan keirian negara-negara lain terhadap kita, selalu setiap bertemu dengan kepala negara, kepala pemerintahan, perdana menteri maupun presiden selalu saya sampaikan Indonesia ini ada 17.000 pulau, 516 kabupaten dan kota, dan 34 provinsi ada lebih dari 700 suku, 1.100 lebih bahasa lokal," kata Presiden kepada tokoh lintas agama yang tergabung dalam Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
"Tidak ada di negara mana pun di dunia ini yang sebegitu ragamnya seperti Indonesia dengan juga beragam agama, enggak ada, di dunia mana pun, enggak ada."
Presiden melanjutkan, kekaguman dunia terhadap Indonesia adalah soal betapa rukunnya bangsa Indonesia selama 72 tahun merdeka dengan tidak pernah menghadapi persoalan berkaitan dengan keberagaman.
Presiden menambahkan kekaguman negara lain kepada Indonesia itulah yang kerap disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.
"Bahkan yang saya ingat dulu Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan terakhir Presiden Afghanistan Asraf Ghani menceritakan sedikit mengenai keadaan negara mereka," kata Jokowi.
Afghanistan sebagaimana diceritakan oleh Presiden Ghani adalah negara kaya sumber daya alam dengan tambang emas terbesar di dunia tetapi belum tereksplorasi, memiliki tambang migas yang juga termasuk terbesar, tapi terus diamuk pertikaian besar.
Presiden Ghani bahkan menyampaikan pesan khusus kepada Presiden Jokowi.
"Presiden Jokowi, negaramu ini sangat beragam, sukunya banyak sekali, agamanya banyak, bahasa lokal juga banyak. Jaga betul yang namanya kerukunan dan persatuan itu," begitu pesan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, sebagaimana ditirukan Presiden siang ini.
Di hadapan para tokoh daerah itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan dari Presiden Afghanistan saat berkunjung ke Indonesia pada 5 April 2017 di mana Presiden Ghani sempat menceritakan kondisi terkini di negaranya.
Karena pertikaian, berdasarkan pengakuan Presiden Ghani, selama 24 tahun Ghani berada di luar Afghanistan.
Menurut Ghani, saat ini ada sekitar 40 faksi yang sudah sangat sulit dirukunkan di Afghanistan.
Presiden Jokowi mengakui, dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, Indonesia juga pasti sesekali mengalami sedikit gesekan, tetapi gesekan kecil itu segera diselesaikan sehingga menjadi pembelajaran yang mendewasakan masyarakat.
"Jadi kalau kita ini ada gesekan-gesekan kecil ya wajar, tapi segera selesaikan. Jangan sampai dibawa berbulan-bulan, persoalan yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan cepat," kata Presiden Jokowi.
Menurut dia, kerukunan dan stabilitas memang diperlukan untuk membangun negara, apalagi pada era kompetisi global seperti sekarang persatuan dan soliditas bangsa Indonesia akan diuji dalam kancah persaingan dunia.
"Menurut saya, ada sebuah etos kerja kedisiplinan nasional yang memang harus kita bangun mulai sekarang ini dalam rangka kompetisi dengan negara-negara lain. Sekali lagi, jangan habiskan pikiran kita untuk hal-hal yang menyebabkan iri, dengki, saling hujat, menjelekkan, dan menyalahkan," kata Jokowi.
Jokowi mengajak seluruh pihak, terutama para tokoh dan pemuka di daerah untuk bersama-sama mewujudkan kerukunan nasional.
"Saya titip agar kalau ada percikan sekecil apa pun untuk segera diselesaikan. Jangan tunggu esok hari, selesaikan pada saat api itu masih sangat kecil. Segera padamkan. Ingatkan kepada yang akan bergesekan, kita ini bersaudara. Bahwa kita ini berbeda-beda iya, tapi kita tetap saudara sebangsa dan se-Tanah Air," kata Jokowi.
"Saya ingin bercerita sedikit mengenai kekaguman dan keirian negara-negara lain terhadap kita, selalu setiap bertemu dengan kepala negara, kepala pemerintahan, perdana menteri maupun presiden selalu saya sampaikan Indonesia ini ada 17.000 pulau, 516 kabupaten dan kota, dan 34 provinsi ada lebih dari 700 suku, 1.100 lebih bahasa lokal," kata Presiden kepada tokoh lintas agama yang tergabung dalam Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
"Tidak ada di negara mana pun di dunia ini yang sebegitu ragamnya seperti Indonesia dengan juga beragam agama, enggak ada, di dunia mana pun, enggak ada."
Presiden melanjutkan, kekaguman dunia terhadap Indonesia adalah soal betapa rukunnya bangsa Indonesia selama 72 tahun merdeka dengan tidak pernah menghadapi persoalan berkaitan dengan keberagaman.
Presiden menambahkan kekaguman negara lain kepada Indonesia itulah yang kerap disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.
"Bahkan yang saya ingat dulu Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan terakhir Presiden Afghanistan Asraf Ghani menceritakan sedikit mengenai keadaan negara mereka," kata Jokowi.
Afghanistan sebagaimana diceritakan oleh Presiden Ghani adalah negara kaya sumber daya alam dengan tambang emas terbesar di dunia tetapi belum tereksplorasi, memiliki tambang migas yang juga termasuk terbesar, tapi terus diamuk pertikaian besar.
Presiden Ghani bahkan menyampaikan pesan khusus kepada Presiden Jokowi.
"Presiden Jokowi, negaramu ini sangat beragam, sukunya banyak sekali, agamanya banyak, bahasa lokal juga banyak. Jaga betul yang namanya kerukunan dan persatuan itu," begitu pesan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, sebagaimana ditirukan Presiden siang ini.
Di hadapan para tokoh daerah itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan dari Presiden Afghanistan saat berkunjung ke Indonesia pada 5 April 2017 di mana Presiden Ghani sempat menceritakan kondisi terkini di negaranya.
Karena pertikaian, berdasarkan pengakuan Presiden Ghani, selama 24 tahun Ghani berada di luar Afghanistan.
Menurut Ghani, saat ini ada sekitar 40 faksi yang sudah sangat sulit dirukunkan di Afghanistan.
Presiden Jokowi mengakui, dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, Indonesia juga pasti sesekali mengalami sedikit gesekan, tetapi gesekan kecil itu segera diselesaikan sehingga menjadi pembelajaran yang mendewasakan masyarakat.
"Jadi kalau kita ini ada gesekan-gesekan kecil ya wajar, tapi segera selesaikan. Jangan sampai dibawa berbulan-bulan, persoalan yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan cepat," kata Presiden Jokowi.
Menurut dia, kerukunan dan stabilitas memang diperlukan untuk membangun negara, apalagi pada era kompetisi global seperti sekarang persatuan dan soliditas bangsa Indonesia akan diuji dalam kancah persaingan dunia.
"Menurut saya, ada sebuah etos kerja kedisiplinan nasional yang memang harus kita bangun mulai sekarang ini dalam rangka kompetisi dengan negara-negara lain. Sekali lagi, jangan habiskan pikiran kita untuk hal-hal yang menyebabkan iri, dengki, saling hujat, menjelekkan, dan menyalahkan," kata Jokowi.
Jokowi mengajak seluruh pihak, terutama para tokoh dan pemuka di daerah untuk bersama-sama mewujudkan kerukunan nasional.
"Saya titip agar kalau ada percikan sekecil apa pun untuk segera diselesaikan. Jangan tunggu esok hari, selesaikan pada saat api itu masih sangat kecil. Segera padamkan. Ingatkan kepada yang akan bergesekan, kita ini bersaudara. Bahwa kita ini berbeda-beda iya, tapi kita tetap saudara sebangsa dan se-Tanah Air," kata Jokowi.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: