Jakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) masih menunggu rancangan guna memindahkan infrastruktur yang saat ini terendam lumpur, kata Sekretaris Umum BPLS, Adi Sarwoko. "Ada tiga usulan yang akan disampaikan, nanti akan dipilih lokasi mana yang paling aman dan rendah biayanga," ujarnya di Jakarta, Rabu. Menurut dia, berdasarkan pertemuan dengan ahli-ahli geologi diusulkan, agar pemindahannya tidak 1,5 kilometer dari pusat semburan, karena rawan terjadinya amblesan tanah. Perkembangan terakhir pemerintah menggunakan radius 2,5 kilometer, namun hal itu pun masih dianggap belum aman, sehingga akhirnya seluruh ahli prasarana dan sarana diminta menyiapkan design berikut biayanya. "Indikasinya terjadi pembengkokan pipa gas. Ini berarti di kawasan tersebut dalam radius 1,5 kilometer jangan sampai dibangun," ujarnya. Ia mengemukakan, jangan sampai sudah terlanjur dibangun, ternyata infrastruktur tidak dapat dibangun karena ternyata kawasan tersebut merupakan daerah berbahaya. BPLS menganggarkan dalam tahun 2007 senilai Rp900 miliar yang akan dimasukkan dalam APBNB Perubahan. Namun, angkanya kemungkinan turun mengingat baru disetujui Agustus -September 2004, yang berarti sisa waktunya tinggal tiga hingga empat bulan lagi. "Kita ingin efetivitas penyerapannya, karena dalam sisa waktu selama itu sulit menghabiskan dana sebesar Rp900 miliar. Kita memilih untuk menguranginya, serta rencananya ke depan akan menerapkan anggaran jam (multiyears)," ujarnya. Infrastruktur yang akan direlokasi diantaranya jalan tol, arteri, serta rel kereta api dalam satu koridor, sedangkan untuk gas akan melalui koridor sendiri karena kalau disatukan akan membahayakan apabila terjadi ledakan. Mengenai usulan Jepang untuk membangun "cover dam", Adi mengatakan masih mengkaji. Dalam usulannya Jepang akan membangun dam disekeliling semburan sampai setinggi semburan tidak mampu keluar. "Kita masih mengkaji efektivitasnya dalam upaya menahan semburan. Karena selama ini beberapa upaya juga mengalami kegagalan Seperti dimasukannya bola-bola beton," ujarnya. Menurut dia, yang terpenting dalam pembangunan penahan lumpur dan sejenisnya harus juga mempertimbangkan faktor resiko termasuk memindahkan infrastruktur. (*)