Bandung (ANTARA News) - Sekitar 1.000 aparat gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung, Polri, TNI, serta komunitas pencak silat akan diterjunkan untuk mengantisipasi merebaknya para pedagang kaki lima (PKL) jelang bulan Ramadhan.

"Pasukan akan melibatkan anggota Satpol, TNI, Polri dan seluruh perguruan pencak silat di Kota Bandung. Pencak silat akan ikut terlibat berpartisipasi membantu Satpol PP dalam kaitan persiapan jelang Ramadhan," ujar Kepala Satpol PP Kota Bandung, Dadang Iriana di Bandung, Kamis.

Dadang menuturkan aparat gabungan tersebut akan berkeliling di kawasan zona merah untuk mensterilkan serta melakukan pengawasan terhadap para PKL.

Di Bandung sendiri terdapat tujuh zona kawasan merah yang akan menjadi fokus pengawasannya, seperti Jalan Diponegoro, Jalan Merdeka, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Tegalega, serta Alun-alun.

"Dengan kekuatan seperti itu akan kita sebar di titik tertentu. Seperti di Otista, Tegalega, Kosambi, Alun-alun, termasuk zona merah akan kami sisir setelah pasca gelar pasukan," kata dia.

Jika nantinya pedagang tetap membandel, kata Dadang, pihaknya secara tegas akan menertibkan, terutama para pedagang yang menggunakan mobil seperti di Jalan Dipenogoro Kota Bandung.

"Untuk ini kami akan melakukan tindakan, dan kami mulai merapatkan melakukan penindakan di lapangan bahwa moko (mobil toko) ini akan kami gembok," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya akan memberikan solusi kepada para pedagang dengan memperbolehkan berdagang di titik yang telah ditentukan.

Diantara pilihannya, yakni di Jalan Sukarno dan parkiran bekas gedung Palaguna dengan syarat boleh berdagang pada H-10 lebaran.

"10 hari menjelang lebaran boleh berjualan di titik tertentu. Arahan Pak wali boleh berjualan tapi tidak boleh di zona merah," kata dia.