Brazil khawatir arus pengungsi Venezuela
18 Mei 2017 18:11 WIB
Dokumen foto polisi Venezuela berupaya memadamkan api dari ban yang dibakar para demonstran. Kerusuhan di penjara di negeri rawan konflik itu dilaporkan menewaskan belasan orang, Rabu (26/4/2017), dan menyebabkan arus pengungsi Venezuela ke Brazil. (Reuters)
Brasilia (ANTARA News) - Pemerintah Brazil merasa khawatir terhadap kian derasnya arus pengungsi dari negara tetangga mereka yang sedang mengalami krisis politik dan ekonomi, Venezuela, sehingga menyiapkan skenario situasi dan kondisi terburuk, kata Menteri Pertahanan Brazil, Raul Jungmann.
"Jelas kami khawatir, dan yang paling kami khawatirkan adalah kondisi kemanusiaan. Kita harus memiliki rencana darurat yang siap untuk dijalankan jika keadaan semakin buruk," ujarnya kepada wartawan.
Lebih dari 6.000 warga Venezuela dalam seminggu ini menyeberangi perbatasan ke Brazil untuk membeli makanan dan obat-obatan. Sebagian besar dari mereka kembali ke negaranya, tapi beberapa di antaranya tetap tinggal dan mencari pekerjaan, katanya.
Bulan lalu masyarakat Brazil dikejutkan dengan kehadiran para perempuan dan anak-anak dari Venezuela yang mengemis di jalanan Manaus, kota terbesar di wilayah Amazon, Brazil.
Pemerintah negara bagian Roraima mengatakan bahwa sudah 30.000 pengungsi datang sejak krisis politik dan ekonomi di Venezuela menjadi akut sejak 2016, sejalan dengan krisis kepercayaan kepada Presiden Nicolas Maduro
Kepolisian federal Brazil mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi yang berada di ibu kota negara bagian Roraima, Boa Vista, telah mencapai lebih dari 15.000 orang.
Senator Roraima, Telmario Mota, mengatakan kepada Reuters bahwa semakin banyak warga Venezuela yang mencari pekerjaan dieksploitasi di Boa Vista dan perempuan-perempuan muda Venezuela dipaksa masuk ke dunia pekerja seks komersial.
Satu rombongan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa urusan Pengungsi (UNHCR) berkunjung ke Boa Vista pada Rabu menemukan ada 6.000 warga Venezuela yang tinggal di tempat-tempat penampungan dan 5.000 lainnya dalam daftar tunggu.
"Jelas kami khawatir, dan yang paling kami khawatirkan adalah kondisi kemanusiaan. Kita harus memiliki rencana darurat yang siap untuk dijalankan jika keadaan semakin buruk," ujarnya kepada wartawan.
Lebih dari 6.000 warga Venezuela dalam seminggu ini menyeberangi perbatasan ke Brazil untuk membeli makanan dan obat-obatan. Sebagian besar dari mereka kembali ke negaranya, tapi beberapa di antaranya tetap tinggal dan mencari pekerjaan, katanya.
Bulan lalu masyarakat Brazil dikejutkan dengan kehadiran para perempuan dan anak-anak dari Venezuela yang mengemis di jalanan Manaus, kota terbesar di wilayah Amazon, Brazil.
Pemerintah negara bagian Roraima mengatakan bahwa sudah 30.000 pengungsi datang sejak krisis politik dan ekonomi di Venezuela menjadi akut sejak 2016, sejalan dengan krisis kepercayaan kepada Presiden Nicolas Maduro
Kepolisian federal Brazil mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi yang berada di ibu kota negara bagian Roraima, Boa Vista, telah mencapai lebih dari 15.000 orang.
Senator Roraima, Telmario Mota, mengatakan kepada Reuters bahwa semakin banyak warga Venezuela yang mencari pekerjaan dieksploitasi di Boa Vista dan perempuan-perempuan muda Venezuela dipaksa masuk ke dunia pekerja seks komersial.
Satu rombongan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa urusan Pengungsi (UNHCR) berkunjung ke Boa Vista pada Rabu menemukan ada 6.000 warga Venezuela yang tinggal di tempat-tempat penampungan dan 5.000 lainnya dalam daftar tunggu.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: