Sekolah harus ajarkan siswa berpikir kritis
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhadjir Effendy (tengah) berbincang dengan siswa Global Sevilla School peraih 44 medali emas dan perak pada ajang World Scholar's Cup, di University of Yale, AS, didampingi Pendiri Global Sevilla School Omi Komaria Madjid (kanan) dan Direktur Global Sevilla School Robertus Setiono (kiri), di Jakarta, Selasa (14/3). Global Sevilla School adalah sekolah yang menerapkan perpaduan kurikulum nasional dan internasional, serta menerapkan balanced education menyeimbangkan pertumbuhan kognitif, psikomotorik dan afektif melalui akademik yang handal dan pendidikan karakter yang berkesinambungan. (ANTARA FOTO/HO/Roni)
"Hal tersebut dapat tercapai jika sekolah-sekolah mau melakukan perubahan pola pembelajaran. Kita harus memberikan kesempatan bagi anak untuk berpikir kritis. Anak-anak milenial saat ini tidak bisa diajarkan dengan pola satu arah," ujar Direktur Global Sevilla School, Robertus Budi Setiono, di Jakarta, Rabu.
Pola pembelajaran yang seharusnya dikembangkan pada saat ini, kata dia, adalah bagaimana mendorong anak-anak dapat memiliki argumen atas tema maupun teori yang ada.
Serta bagaimana pandangan mereka atas sebuah tema yang ada. Dengan demikian, pembelajaran akan semakin hidup serta terjadi pola interaksi, baik antar guru dengan siswa, atau antar sesama siswa.
"Sehingga tidak ada lagi pelajaran yang catatan siswa sama semua. Ini harus dikembangkan, sehingga pembelajaran di kelas menyenangkan," lanjut dia.
Dia menegaskan pola-pola pembelajaran tersebut merupakan bagian dari kurikulum internasional. Menurut dia, salah satu pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas siswa adalah dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba atau kompetisi, baik skala nasional maupun dunia.
"Kami harus memberikan kesempatan kepada anak menggali pengalaman, di luar yang ada selama ini," cetus dia.
Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017