Medan (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan bahwa pihaknya telah banyak melakukan upaya untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Bukan kita berhenti. Selama satu bulan, lima orang sudah diamankan," kata Kapolri usai memberikan penghargaan untuk personel berprestasi di Mapolda Sumut di Medan, Rabu.
Menurut Kapolri, sejak kasus penyiraman air keras tersebut, pihaknya melalui Polda Metro Jaya telah melakukan upaya untuk mengungkapnya, baik aspek induktif dengan penelusuran dari TKP mau pun enduktif dengan memeriksa pihak-pihak yang memiliki motif.
Dari aspek iduktif, Polri telah memeriksa kamera pemantau (CCTV), meminta keterangan masyarakat dan saksi-saksi, serta menggunakan IT yang dikembangklan dari lokasi penyiraman.
Dari penyelidikan yang dilakukan, ada kecurigaan terhadap tiga orang yang telah diamankan. Namun dari hasil pengecekan mereka beralibi tidak berada di TKP saat peristiwa itu terjadi.
"Berarti mereka bukan pelakunya," katanya didampingi Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Dari segi enduktif, Polri menelusuri orang-orang yang memiliki motif dan potensi untuk menyerangan Novel Baswedan, baik dalam rangka pekerjaan mau pun urusan pribadi.
Terkait motif tersebut, Polri telah menangkap Miryam S Haryani yang selain permintaan KPK, juga memiliki "head to head" dengan Novel Baswedan.
Atas pertimbangan tersebut, Polri segera melakukan penangkapan terhadap anggota Komisi II DPR RI, sekaligus sedang dilakukan pendalaman oleh penyidik.
"Apakah mungkin yang bersangkutan punya orang yang potensi melakukan aksi (penyiraman air keras itu). Sedangkan satu lagi yang sudah viral, kalau tidak salah bernama Nico," kata Kapolri.
Ia menjelaskan, Nico disebut-sebut memiliki motif sakit hati terhadap Novel karena menekannya sehingga diamankan personel Polda Metro jaya.
Keberadaan Nico tersebut sedang didalami untuk mengetahui yang bersangkutan ada hubungan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK itu.
Meski telah mengamankan dua orang tersebut, tetapi Kapolri belum bisa memastikan motifnya karena pemeriksaannya dilakukan dari berbagai sudut.
Novel Baswedan diakui banyak menangani perkara dugaan korupsi sejak lama, baik yang sekarang mau pun yang telah selesai sehingga mungkin banyak yang merasa tidak suka dengan langkah-langkahnya.
Kapolri meminta masyarakat untuk bersabar karena pihaknya terus melakukan langkah secara sistematis dan perkembangannya disampaikan ke KPK.
Sebelumnya, Novel Baswedan diserang dengan air keras pada Selasa (11/4) subuh ketika dalam perjalanan dari masjid ke rumahnya.
Novel Baswedan adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP Elektronik (e-KTP).
Kapolri tegaskan sudah banyak upaya ungkap kasus Novel Baswedan
17 Mei 2017 18:33 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (ANTARA /Rivan Awal Lingga )
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: