Kemah Madrasah Nasional tampilkan kearifan lokal nusantara
16 Mei 2017 08:38 WIB
Ilustrasi - Menag Lukman Hakim Saifuddin berjibaku mengimbangi kekuatan yang terdapat dalam bambu gila yang menjadi tradisi permainan rakyat Maluku di Bumi Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) ke-II 2016 di Buper Pantai Liang Maluku, Rabu (25/5). (foto:gpenk/dm)
Pangkal Pinang (ANTARA News) - Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) III di Bangka Belitung menampilkan kearifan lokal Nusantara seperti lewat kreasi tongkat pionering, tenda, penampilan budaya dan lainnya.
Berdasarkan pengamatan Antara di Pangkal Pinang, Selasa, kreasi tongkat pionering berjejer dipamerkan kepada khalayak umum.
Pionering sendiri adalah salah satu teknik Pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai menjadi sebuah model suatu obyek.
Beberapa kreasi pionering tersebut membentuk ciri khas Nusantara seperti karya kontingen DKI Jakarta lewat pionering Tugu Monas, Sulawesi Selatan dengan pola Tongkonan (Rumah Adat Toraja), Sulawesi Barat dengan konsep Sandeq (Perahu khas Sulawesi Barat) dan lainnya.
Kekhasan Nusantara dalam PPMN tersebut diperlombakan di antara 34 kontingen dari seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan berbagai kegiatan di PPMN III memang memiliki tujuan melestarikan kebudayaan Nusantara, terutama yang memiliki nilai-nilai Islami.
Lewat perkemahan tersebut, dia berharap akan semakin banyak bermunculan siswa madrasah yang semakin Islami dan moderat sesuai kearifan Nusantara.
Fenomena radikalisme, kata dia, harus dibendung dengan banyak upaya salah satunya lewat PPMN III yang berlangsung dari 14-20 Mei 2017. Peserta berasal dari perwakilam Pramuka madrasah di seluruh Indonesia.
Menurut dia, peserta PPMN akan menjadi agen strategis penyampai pesan Islam damai sebagaimana materi yang didapatkan lewat kegiatan perkemahan madrasah tahunan skala nasional tersebut.
Peserta PPMN, kata dia, strategis sebagai penyebar pesan Islam rahmatan lilalamin di lingkungannya sekembali dari perkemahan.
Berdasarkan pengamatan Antara di Pangkal Pinang, Selasa, kreasi tongkat pionering berjejer dipamerkan kepada khalayak umum.
Pionering sendiri adalah salah satu teknik Pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai menjadi sebuah model suatu obyek.
Beberapa kreasi pionering tersebut membentuk ciri khas Nusantara seperti karya kontingen DKI Jakarta lewat pionering Tugu Monas, Sulawesi Selatan dengan pola Tongkonan (Rumah Adat Toraja), Sulawesi Barat dengan konsep Sandeq (Perahu khas Sulawesi Barat) dan lainnya.
Kekhasan Nusantara dalam PPMN tersebut diperlombakan di antara 34 kontingen dari seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan berbagai kegiatan di PPMN III memang memiliki tujuan melestarikan kebudayaan Nusantara, terutama yang memiliki nilai-nilai Islami.
Lewat perkemahan tersebut, dia berharap akan semakin banyak bermunculan siswa madrasah yang semakin Islami dan moderat sesuai kearifan Nusantara.
Fenomena radikalisme, kata dia, harus dibendung dengan banyak upaya salah satunya lewat PPMN III yang berlangsung dari 14-20 Mei 2017. Peserta berasal dari perwakilam Pramuka madrasah di seluruh Indonesia.
Menurut dia, peserta PPMN akan menjadi agen strategis penyampai pesan Islam damai sebagaimana materi yang didapatkan lewat kegiatan perkemahan madrasah tahunan skala nasional tersebut.
Peserta PPMN, kata dia, strategis sebagai penyebar pesan Islam rahmatan lilalamin di lingkungannya sekembali dari perkemahan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: