Puan buka lawatan Sejarah Nasional
15 Mei 2017 21:54 WIB
Menko PMK Puan Maharani (tengah) berbincang dengan peserta Lawatan Sejarah Nasional 2017 (LASENAS) di Persada Bung Karno, Bengkulu, Senin (15/5/2017). LASENAS diikuti 200 siswa dan siswi perwakilan se-Indonesia guna memunculkan rasa cinta tanah air, menghayati sejarah serta mengisi kemerdekaan dengan prestasi untuk bangsa dan negara. (ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
Bengkulu (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani membuka Lawatan Sejarah Nasional 2017 di Bengkulu, Senin sore, yang akan menapaktilaso sejumlah tempat bersejarah di provinsi itu.
Peserta lawatan sebanyak 200 peserta, termasuk 150 perwakilan siswa tingkat SMA dari seluruh Indonesia, sedangkan sisanya adalah para guru sejarah, pemerintah daerah serta para pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelepasan Lawatan Sejarah Nasional dilakukan di kompleks Rumah Pengasingan Soekarno, Kota Bengkulu, yang pernah dihuni Presiden pertama Indonesia itu saat diasingkan oleh Belanda.
Acara yang berlangsung selama tiga hari itu akan mengunjungi tempat bersejarah, antara lain Rumah Fatmawati. Rumah kediaman isteri Presiden pertama Soekarno ini tersimpan mesin jahit yang dipakai menjahit Nendera Pusaka Merah Putih.
Peserta juga akan mengunjungi tambang emas tradisional di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Dari tempat tambang emas sejak zaman penjajaran Belanda ini, emas di pucuk Monumen Nasional, Jakarta diambil.
Selain itu, peserta akan mengunjungi kebun teh yang ada sejak zaman penjajahan Belanda di Kabupaten Kepahiang.
Peserta juga mengunjungi sejumlah tempat bersejarah lain, yakni makam Pahlawan Nasional Sentot Alibasyah, Benteng Marlborough peninggalan kolonial Inggris, Museum Provinsi Bengkulu, Masjid Jami Bengkulu yang didesain Soekarno dan Istana Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang kini menjadi Rumah Dinas Gubernur Bengkulu.
Lawatan Sejarah Nasional setiap tahun digelar Kementerian Pendidikan Nasional dengan lokasi yang berbeda setiap tahun. Pada 2016, lawatan mengambil rute perang gerilya Panglima Besar Soedirman di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada kesempatan itu, Puan juga menyerahkan 126 Kartu Indonesia Pintar (KIP), 100 Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan 100 Program Keluarga Harapan yang masing-masing diterima perwakilan warga Kota Bengkulu.
Anak SD yang menerima KIP akan mendapatkan bantuan Rp450 ribu setahun, anak SMP Rp750 ribu setahun dan anak SMA sejuta rupiah setahun. Uang diberikan di awal tahun ajaran baru.
Penerima KIS bisa dipakai berobat secara gratis, sedangkan setiap penerima Program Keluarga Harapan menerima RP1,89 juta per tahun.
Dalam acara tersebut, Puan membagikan enam sepeda bagi penerima Program Keluarga Harapan dan anak sekolah.
(T.S027/M026)
Peserta lawatan sebanyak 200 peserta, termasuk 150 perwakilan siswa tingkat SMA dari seluruh Indonesia, sedangkan sisanya adalah para guru sejarah, pemerintah daerah serta para pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelepasan Lawatan Sejarah Nasional dilakukan di kompleks Rumah Pengasingan Soekarno, Kota Bengkulu, yang pernah dihuni Presiden pertama Indonesia itu saat diasingkan oleh Belanda.
Acara yang berlangsung selama tiga hari itu akan mengunjungi tempat bersejarah, antara lain Rumah Fatmawati. Rumah kediaman isteri Presiden pertama Soekarno ini tersimpan mesin jahit yang dipakai menjahit Nendera Pusaka Merah Putih.
Peserta juga akan mengunjungi tambang emas tradisional di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Dari tempat tambang emas sejak zaman penjajaran Belanda ini, emas di pucuk Monumen Nasional, Jakarta diambil.
Selain itu, peserta akan mengunjungi kebun teh yang ada sejak zaman penjajahan Belanda di Kabupaten Kepahiang.
Peserta juga mengunjungi sejumlah tempat bersejarah lain, yakni makam Pahlawan Nasional Sentot Alibasyah, Benteng Marlborough peninggalan kolonial Inggris, Museum Provinsi Bengkulu, Masjid Jami Bengkulu yang didesain Soekarno dan Istana Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang kini menjadi Rumah Dinas Gubernur Bengkulu.
Lawatan Sejarah Nasional setiap tahun digelar Kementerian Pendidikan Nasional dengan lokasi yang berbeda setiap tahun. Pada 2016, lawatan mengambil rute perang gerilya Panglima Besar Soedirman di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada kesempatan itu, Puan juga menyerahkan 126 Kartu Indonesia Pintar (KIP), 100 Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan 100 Program Keluarga Harapan yang masing-masing diterima perwakilan warga Kota Bengkulu.
Anak SD yang menerima KIP akan mendapatkan bantuan Rp450 ribu setahun, anak SMP Rp750 ribu setahun dan anak SMA sejuta rupiah setahun. Uang diberikan di awal tahun ajaran baru.
Penerima KIS bisa dipakai berobat secara gratis, sedangkan setiap penerima Program Keluarga Harapan menerima RP1,89 juta per tahun.
Dalam acara tersebut, Puan membagikan enam sepeda bagi penerima Program Keluarga Harapan dan anak sekolah.
(T.S027/M026)
Pewarta: Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: