Semen Indonesia berencana terbitkan obligasi Rp3 triliun
15 Mei 2017 16:58 WIB
Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Rizkan Chandra (ketiga kanan) bersama jajaran Direksi (dari kiri) Direktur Pengembangan Usaha dan Litbang Budi Siswoyo, Direktur Produksi dan Strategis Johan Samudra, Direktur Keuangan Darmawan Junaidi, Direktur Pemasaran dan Supply Chain Ahyanizzaman dan Direktur SDM dan Hukum Agung Yunanto, usai Paparan Publik, di Jakarta, Senin (15/5/2017). (ANTARA FOTO/Audy Alwi)
Jakarta (ANTARA News) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berencana menerbitkan obligasi dengan nilai hingga Rp3 triliun melalui mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I dari target emisi sebesar Rp8 triliun.
"Tahap pertama obligasi akan diterbitkan dengan jumlah pokok sebesar Rp3 triliun, yang dicatatkan pada pada 15 Juni 2017 di Bursa Efek Indonesia. Jangka waktu lima tahun dengan indikasi kupon (bunga obligasi) di kisaran 8 persen sampai 8,8 persen per tahun," kata Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra, di Jakarta, Senin.
Menurut Rizkan, obligasi yang ditawarkan telah mendapat peringkat AA+ (double A plus) dari lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Direktur Keuangan Semen Indonesia Darmawan Junaidi mengatakan Rp1,37 triliun dana hasil obligasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang kredit sindikasi anak perusahaan yakni PT Semen Tonasa.
"Selebihnya akan digunakan untuk menambah belanja modal kerja perusahaan," ujar Darmawan.
Ia menjelaskan, selama 2017 perusahaan mengalokasikan dana belanja modal sekitar Rp5,4 triliun atau 20 sampai 30 persen dari total pendapatan Semen Indonesia tahun 2016.
"Modal kerja tidak hanya digunakan untuk pabrik semen saja tapi juga untuk anak usaha, dalam rangka mempertajam usaha Semen Indonesia Grup," ujarnya.
Saat ini, ia menjelaskan, porsi perbandingan antara bisnis semen dan non-semen Semen Indonesia mencapai 90:10 persen.
"Segmen bisnis non-semen akan terus digenjot sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya," kata Darmawan.
Dengan begitu, ia melanjutkan, kemungkinan penerbitan obligasi tahap kedua senilai Rp2 triliun dimungkinkan terealisasi pada semeter II 2017.
"Kita akan sesuaikan dengan kebutuhan investasi. Bila diperlukan kami juga mengkombinasikan pemenuhan modal dari penerbitan obligasi global (global bond). Soal waktunya kita sesuaikan," katanya.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Saat ini perseroan memiliki empat pabrik yang berada di Tuban (Jawa Timur), Indarung (Sumatera Barat), Tonasa (Sulawesi Selatan), dan TLCC di Provinsi Quang Ninh (Vietnam).
Perseroan akan mengoptimalkan rencana strategis di masa yang akan datang melalui pengembangan kapasitas bisnis, antara lain menyelesaikan proyek Pabrik Rembang dan Pabrik Indarung VI dengan kapasitas masing-masing tiga juta ton semen per tahun.
"Kami juga sedang menyelesaikan kajian akuisisi dua pabrik semen di luar negeri. Lokasinya, masih di Asia Tenggara yang dekat dengan pabrik kami," ujarnya.
"Tahap pertama obligasi akan diterbitkan dengan jumlah pokok sebesar Rp3 triliun, yang dicatatkan pada pada 15 Juni 2017 di Bursa Efek Indonesia. Jangka waktu lima tahun dengan indikasi kupon (bunga obligasi) di kisaran 8 persen sampai 8,8 persen per tahun," kata Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra, di Jakarta, Senin.
Menurut Rizkan, obligasi yang ditawarkan telah mendapat peringkat AA+ (double A plus) dari lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Direktur Keuangan Semen Indonesia Darmawan Junaidi mengatakan Rp1,37 triliun dana hasil obligasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang kredit sindikasi anak perusahaan yakni PT Semen Tonasa.
"Selebihnya akan digunakan untuk menambah belanja modal kerja perusahaan," ujar Darmawan.
Ia menjelaskan, selama 2017 perusahaan mengalokasikan dana belanja modal sekitar Rp5,4 triliun atau 20 sampai 30 persen dari total pendapatan Semen Indonesia tahun 2016.
"Modal kerja tidak hanya digunakan untuk pabrik semen saja tapi juga untuk anak usaha, dalam rangka mempertajam usaha Semen Indonesia Grup," ujarnya.
Saat ini, ia menjelaskan, porsi perbandingan antara bisnis semen dan non-semen Semen Indonesia mencapai 90:10 persen.
"Segmen bisnis non-semen akan terus digenjot sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya," kata Darmawan.
Dengan begitu, ia melanjutkan, kemungkinan penerbitan obligasi tahap kedua senilai Rp2 triliun dimungkinkan terealisasi pada semeter II 2017.
"Kita akan sesuaikan dengan kebutuhan investasi. Bila diperlukan kami juga mengkombinasikan pemenuhan modal dari penerbitan obligasi global (global bond). Soal waktunya kita sesuaikan," katanya.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Saat ini perseroan memiliki empat pabrik yang berada di Tuban (Jawa Timur), Indarung (Sumatera Barat), Tonasa (Sulawesi Selatan), dan TLCC di Provinsi Quang Ninh (Vietnam).
Perseroan akan mengoptimalkan rencana strategis di masa yang akan datang melalui pengembangan kapasitas bisnis, antara lain menyelesaikan proyek Pabrik Rembang dan Pabrik Indarung VI dengan kapasitas masing-masing tiga juta ton semen per tahun.
"Kami juga sedang menyelesaikan kajian akuisisi dua pabrik semen di luar negeri. Lokasinya, masih di Asia Tenggara yang dekat dengan pabrik kami," ujarnya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: