"Saya tersentuh saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, emosi kali ya, dengan semua kejadian terakhir ini. Saya keturunan China tetapi cinta Indonesia," kata Lily kepada ANTARA News.
Lily mengaku telah tinggal selama 13 tahun di Paris namun enggan mengganti kewarganegaraannya.
"Saya sempat kecewa dengan peristiwa tahun 1998 tetapi pada akhirnya saya ini orang Indonesia, paspor tetap Indonesia dan tidak mau ganti walaupun bisa karena saya sudah lama di sini, karena saya cinta Indonesia," tuturnya.
Lily bersama warga Indonesia lain memberikan dukungan secara simbolik untuk terpidana penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang baru saja divonis dua tahun kurungan penjara.
Menurut Lily, Ahok merupakan lambang perubahan Indonesia.
"Ahok itu lambang perubahan Indonesia, saya melihat dari semua hasil kerjanya. Jadi aksi ini bukan untuk Ahok saja tetapi keadilan di Indonesia," kata Lily.
Ia mengaku begitu prihatin dengan kasus yang menimpa Ahok meskipun ia meyakini bahwa kasus Ahok bisa menjadi pemicu mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi.
"Saya ke sini bukan untuk menuntut bebaskan Ahok tetapi untuk keadilan di Indonesia. Saya yakin apa yang terjadi ada maksudnya," ujarnya.
ANTARA News/Monalisa
Ahok divonis pidana penjara selama dua tahun atas kasus penodaan agama.
Vonis itu lebih berat dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya menuntut Ahok pidana penjara selama 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun.
Lily mengaku terkejut dengan vonis tersebut.
"Pagi-pagi liat berita online Indonesia, setelah lihat vonis tersebut saya langsung berangkat kerja memakai baju kotak-kotak," ungkap Lily.
Sementara Syafriani Salamah, mengaku tidak bisa berhenti menangis setelah mendengar putusan tersebut.
"Saya sudah dua bulan di sini, saat dengar vonis itu saya menangis sampai sore," ujarnya.
Baca juga: (Laporan dari Paris - Lilin untuk Ahok akan menyala di Paris)
Baca juga: (Laporan dari Paris - Doa untuk Ahok digelar di Menara Eiffel)