"Saya bawa ayam jago, mudah-mudahan bapak 2019 bisa jadi presiden lagi," kata dia, kepada Presiden Joko Widodo di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Sri datang ke Jakarta dengan berjalan kaki dari rumahnya di Dukuh Bolo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan dan akhirnya pada hari ke-23 berhasil menemui Presiden secara langsung.
Sri pun menyerahkan ayam jago dan sari kedelai sekaligus meminta Presiden menandatangani 4 buku yang dibawanya, salah satunya adalah buku agenda mengenai perjalanannya tersebut.
"Sampun nggih, itu kalau mau foto-foto," kata Presiden dengan tersenyum kepada Sri.
"Saya mau ketemu bapak, sampai di Polsek Gambir saya ditujukkan cara ke istana lalu saya ditampung di rumah simpatisan Panjenengan, dari sana saya dijemput Komandan Irman lalu difasilitasi tidur di hotel," tutur Sri berkisah kepada Presiden.
(ANTARA News/Desca Natalia)
Meski pertemuan itu tidak lebih dari 5 menit, Sri mengaku puas dapat memenuhi nazarnya.
"Karena waktu pilpres 2014 saya punya nazar jika Pak Jokowi jadi presiden, saya berniat mau jalan kaki dari daerah saya sampai Jakarta sesudah Pak Jokowi dilantik 21 Oktober itu saya matur ke suami saya, tapi Beliau tidak mengizinkan karena anak saya baru 4 tahun," kata Sri.
Ia menambahkan,"berhubung saya bernazar urusan ke Gusti Allah, saya jalankan walaupun di jalan rintanganya tidak karuan, saya disebut orang gila, stress, gembel, pengemis," kata Sri kepada wartawan seusai bertemu dengan Presiden.
Dalam perjalanan, ia membawa topi caping besar warna hijau yang dibuat suaminya bertuliskan "Panas Udan Tak Lakoni". Di atas caping direkatkan bendera merah putih berukuran mini. Sri juga membawa ransel yang ditempeli tulisan "Panas Udan Tak Lakoni Sowan Pak Jokowi".
"Saya bismillah mau bayar nazar, jadi urat malu tak-putus semua. Alhamdulilah saya selalu didampingi polri, saya ada stempel surat setiap ke polsek, polres, masjid," tambah Sri.
Sri menuturkan untuk tidur ia menumpang di kantor polisi atau mushola. Setiba di Jakarta ia menumpang di Polsek Gambir dan pada hari ketiga di sana ia bertemu dengan seorang simpatisan Presiden Joko Widodo bernama Hariyadi yang membantunya untuk bisa menunaikan nazarnya tersebut.
"Sebelumnya saya sudah ke istana tapi tidak boleh masuk oleh Paspamres tapi saya ngeyel supaya bisa masuk dan memang paspamres memang hanya menunaikan tugasnya saja jadi dia itu bertindak benar dan alhamdullilah akhirnya bisa menyerahkan surat ke Sekretariat Negara," ujarnya.
Sri yakin ayam yang dibawanya memang pantas untuk Presiden.
Rute yang ditempuh Sri adalah Sragen, Solo, Boyolali, Salatiga, Ungaran, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Brebes, Cirebon, Purwakarta, Cikampek, hingga Jakarta.
(ANTARA News/Desca Natalia)
"Itu ayam yang sudah saya pelihara sejak dia kecil, tidak boleh dipotong. Sesampainya saya di Jakarta, suami mengantarkan ke Gambir dan ayam itu sejak pukul 03.00 WIB tadi berkokok terus sampai tadi (sampai di Halim), artinya ayam itu kan memang buat Pak Jokowi," ungkap Sri.
Ibu dari putri tunggal berusia 7 tahun itu juga hanya membawa uang Rp777 ribu sebagai uang sakunya selama perjalanan dan saat ini ia masih menyisakan uang Rp21 ribu.
Untunglah untuk tiket pulang ke Sragen ia sudah mendapatkan tiket pesawat yang diberikan oleh Presiden ditambah akomodasi semalam menginap di hotel.
"Tapi namanya orang kampung, saya malah tidak bisa tidur semalaman," kata Sri terkekeh.