Nusa Dua (ANTARA News) - Pengembangan tahap kedua Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara diperkirakan sudah dapat dimulai pada Agustus mendatang.

Direktur PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Bambang Eka Cahyana di sela perhelatan Konferensi Pelabuhan Dunia International Association of Ports and Harbors (IAPH) ke 30 di Nusa Dua, Bali, Jumat, mengatakan pihaknya telah bicara dengan Port of Rotterdam yang menjadi mitra untuk mengakselerasi percepatan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung.

"Kami sudah bicara dengan Port of Rotterdam sebagai mitra. Kalau bisa memang nanti paling tidak, Agustus sudah bisa kita mulai atau selambat-lambatnya kuartal IV tahun jni bisa mulai tahap kedua," katanya.

Bambang menjelaskan, awal Juni mendatang, pihaknya akan mengirimkan proposal terkait konsesi proyek pengembangan tahap kedua kepada Kementerian Perhubungan.

Ada pun pada akhir Mei ini kedua perusahaan akan menetapkan keputusan final investasi (Final Investment Decision/FID).

"Dari angka FID ini, kami akan sampaikan proposal minta agar proposal konsesi bisa segera dibahas sehingga kita akan bisa mulai pembangunan fisiknya," terangnya.

Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II membutuhkan investasi senilai 3 miliar dolar AS. Dalam kerja sama "joint venture" itu, Pelindo I memegang 51 persen saham dan sisa 49 persen menjadi milik Port of Rotterdam.

"Jadi itu namanya strategic partner, mereka 49 persen dan Pelindo I 51 persen," ujarnya.

Bambang menambahkan, Port of Rotterdam bisa berinvestasi sepenuhnya diproyek tersebut sesuai besaran kepemilikan saham.

"Tapi tergantung berapa Port of Rotterdam mau taruh uangnya. Makanya nanti proyek ini juga akan dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi One Belt, One Road (KTT OBOR) tujuannya menawarkan peluang ke investor China untuk ikut masuk.

Pembangunan Kuala Tanjung sebagai hub internasional di Indonesia bagian barat ini terdiri dari empat tahap, yakni; tahap pertama adalah Terminal Multipurpose yang ditargetkan rampung pada 2015-2017.

Tahap kedua adalah pengembangan kawasan industri seluas 3.000 hektare pada 2016-2018, tahap ketiga adalah pengembangan Terminal Hub Peti Kemas Internasional atau Dedicated Terminal/Hub Port pada 2017-2019, dan tahap keempat adalah pengembangan kawasan industri terintegrasi atau kota pelabuhan pada 2021-2023.

Proyek yang dibangun di Kabupaten Batubara ini membutuhkan investasi sekitar Rp34 triliun dengan rincian, investasi tahap pertama Rp3 triliun, tahap kedua senilai Rp8 triliun, dan tahap ketiga senilai Rp23 triliun.