Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, menyatakan, kondisi mata kiri dari penyidik KPK, Novel Baswedan, yang disiram air keras tidak cukup baik karena tekanan yang sangat tinggi.

"Untuk mata kiri kami dapatkan informasi yang tidak cukup baik bahwa tekanan mata menjadi sangat tinggi sampai dengan 31 di atas batas nornal dari 16 sampai 21 dan pertumbuhan selaput kornea baik di kiri maupun di kanan itu juga stagnan," kata Diansyah, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat.

Namun secara umum, kata dia, mata kanan Novel sudah bisa melihat ukuran huruf yang paling kecil meskipun tentu saja belum bisa berfungsi 100 persen seperti mata normal.

"Karena masih ada kondisi pertumbuhan yang stagnan untuk selaput mata meskipun itu di mata kanan, untuk di mata kiri memang pertumbuhan sangat lambat dan hari ini pun ada stagnasi pertumbuhan tersebut, jadi kondisinya sangat berbeda antara mata kanan dan mata kiri," ucap dia.

Hari ini adalah hari ke-31 sejak Baswedan diserang dengan air keras, Selasa subuh (11/4), dalam perjalanan dari masjid ke rumahnya.

Sebelumnya, personel Polda Metro Jaya melepaskan pria berinisial AL yang sempat dicurigai sebagai pelaku penyiraman cairan kimia terhadap Baswedan.

"Kami tidak menahan tapi petugas akan membawa untuk mendalami alibinya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Jakarta, Kamis (11/5).

Dia mengatakan polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah dan telah memeriksa AL selama 1x24 jam sehingga tidak menahan pria itu.