Bangkok (ANTARA News) - Pihak berwenang Thailand memburu setidaknya 10 tersangka gerilyawan yang diduga berperan dalam aksi bom mobil yang melukai 60 orang, termasuk anak-anak pada Selasa, di pelataran sebuah supermarket di wilayah selatan Thailand.

Serangan pada Selasa di kota Pattani itu menghancurkan pelataran depan supermarket Big-C, toko diskon dan gerai makanan,. Serangan itu merupakan yang terbesar menyasar warga sipil dalam beberapa bulan terakhir, menurut para analis keamanan.

Daerah etnis Melayu yang mayoritas penduduknya Muslim, meliputi Provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat di dekat perbatasan Thailand dengan Malaysia, telah mengalami lebih dari kekerasan selama lebih satu dasa warsa yang dilakukan oleh separatis.

Polisi dan tentara mengatakan serangan itu kemungkinan dilakukan oleh pemberontak.

Letnan Jenderal Piyawat Nakwanit, panglima tentara ke-4 di wilayah selatan, mengatakan bahwa setidaknya ada 10 orang yang dicurigai terlibat dalam peristiwa itu, termasuk kepala tambon, atau unit pemerintah daerah, di Pattani.

"Kami perkirakan ada 10 orang yang terlibat dalam bom mobil ...mungkin bisa lebih," kata Letjen Piyawat Nakwanit kepada wartawan pada Kamis.

Pihak kepolisian telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk satu tersangka, sedangkan pihak militer mengatakan pihaknya tidak menahan satupun tersangka.

Pemberontakan kadang-kadang juga terjadi di Songkhla sebuah provinsi terdekat dari tiga provinsi tersebut, yang dipenuhi turis dari negara tetangga Malaysia.

Tiga provinsi di wilayah selatan pernah menjadi bagian dari Kesultanan Muslim Melayu sebelum akhirnya wilayah tersebut direbut oleh Thailand pada 1902, demikian Reuters melaporkan.



(Uu.Aulia/KR-AMQ)