Jakarta (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, akan segera mengirimkan surat kepada seorang yang mengaku pembela Basuki Purnama, tentang pernyataan mereka yang mengatakan rezim Jokowi lebih parah dari rezim SBY.
"Saya segera akan kirim surat kepada dia, untuk dalam waktu satu minggu menjelaskan, mengklarifikasi apa maksud pernyataan terbukanya yang memprovokasi, memfitnah dengan kata-kata yang tidak pantas," ujar Kumolo, melalui pesan WhatsApp, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya seseorang wanita yang mengaku sebagai pembela Purnama, dalam orasinya di video menyatakan, keadilan telah diinjak-injak, dan penilaian orang itu tentang rezim Jokowi dibandingkan rezim SBY.
Kumolo menunjukkan video itu melalui pesan WhatsApp-nya, dan menyatakan telah mengetahui identitas wanita itu, yang dia katakan, wanita itu bernisial VKL.
"Dirjen politik Kementerian Dalam Negeri dalam waktu cepat telah mampu melacak dan telah mendata dan menelisik siapa yang bersangkutan termasuk keluarga dan aktivitasnya," ujar dia.
Menurut Kumolo, jika dalam satu pekan wanita itu tidak mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka di media nasional, maka dia sebagai pembantu presiden, sebagai menteri dalam negeri dan sebagai warga negara Indonesia akan melaporkan VKL ke polisi.
Kumolo mengatakan, peristiwa ini harus menjadi pendidikan politik buat siapa pun bahwa tidak boleh memaki, memfitnah presiden, dan siapapun tanpa bukti yang jelas.
"Membela Pak Ahok silahkan itu hak azasi setiap manusia, tapi jangan mengaitkan orang lain apalagi mengait-ngaitkan rezim pemerintahan dan Presiden Jokowi. Saya menteri dalam negeri, bagian dari rezim pemerintahan Pak Jokowi merasa tersinggung dengan ucapan orang tersebut yang mengaku simpatisan si Ahok," kata dia.
Menteri dalam negeri akan minta klarifikasi ke pembela Basuki Purnama
11 Mei 2017 15:21 WIB
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: