Chicago (ANTARA News) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor memburu aset-aset "safe haven" menyusul gejolak politik di Washington, D.C.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni, naik 2,8 dolar AS atau 0,23 persen menjadi menetap di 1.218,90 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.

Aksi dalam perdagangan logam terjadi menyusul pemberhentian Direktur Biro Penyelidikan Federal (FBI) James Comey oleh Presiden Donald Trump pada Selasa malam (9/5).

"Hari ini, Presiden Donald J. Trump memberitahu Direktur FBI James Comey bahwa masa tugasnya telah berakhir dan ia dicopot dari jabatan," kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan pada Selasa (9/5).

"Presiden Trump bertindak berdasarkan saran jelas dari Wakil Jaksa Penuntut Umum Rod Rosenstein dan Jaksa Agung Jeff Sessions," tambah pernyataan itu.

Banyak yang terkejut bahwa Comey harus dipecat atas caranya menangani penyelidikan surel (email) Clinton, mengingat Trump pernah memuji direktur FBI terkait masalah tersebut.

Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan bahwa dia "tidak dapat membela Direktur (FBI) dalam menangani kesimpulan penyelidikan surel Menlu Clinton, dan saya tidak mengerti bahwa dia menolak penilaian yang hampir universal bahwa dia keliru."

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik kurang dari 0,1 persen menjadi 99,69 pada pukul 18.30 GMT.

Dolar AS yang lebih kuat membuat komoditas-komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut, seperti emas, kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan unit moneter lemah.

Perak untuk pengiriman Juli bertambah 14 sen atau 0,87 persen menjadi ditutup pada 16,207 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 9,00 dolar AS atau 1,00 persen menjadi ditutup pada 909,9 dolar AS per ounce.

(Uu.A026)