Banyuwangi gelar festival bambu
10 Mei 2017 16:50 WIB
Ilustrasi - Pengrajin menyelesaikan proses pembuatan kerajinan ukir bambu bergambar wajah di Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (1/2/2017). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Banyuwangi (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan menggelar Festival Bambu untuk mengangkat potensi desa yang telah menghasilkan berbagai karya dari bahan dasar bambu di Desa Gintangan, 11 hingga 13 Mei 2017.
"Festival ini akan menampilkan beragam jenis ornamen dan atraksi berbasis bambu yang bakal digelar di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.
Ia mengatakan, festival ini sebagai salah satu cara untuk mempromosikan kerajinan bambu hasil kreasi warga Desa Gintangan yang merupakan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Desa tersebut berada 20 kilometer arah selatan pusat Kota Banyuwangi .
"Di tangan warga desa, bambu produksi Banyuwangi ini dikreasikan menjadi beragam karya yang menarik. Bukan hanya menjadi kerajinan, bahkan mereka pun mendesain dan menjadikan bambu ini sebagai atraksi seni. Beberapa waktu lalu saya sudah mengecek langsung di desa tersebut, sekaligus kami memastikan bahwa kreasi ini tumbuh dari bawah, dari partisipasi publik, bukan semata-mata program yang didukung pemerintah daerah," ujar Anas.
Sejak 1980-an, kata dia, Desa Gintangan sudah memasok kerajinan bambu untuk kebutuhan nasional. Bahkan, hasil olahan warga desa itu sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Menurut Anas, sadar akan potensi yang dimilikinya, warga desa pun menelurkan ide membuat Festival Bambu. Festival ini tidak hanya diisi dengan bazar yang menampilkan beraneka kerajinan bambu, namun juga ada parade busana dengan bahan bambu.
"Kreativitas mereka keren, luar biasa. Ini tidak hanya mendukung perekonomian daerah lewat kerajinan bambunya, tapi juga bersemangat memunculkan ide-ide kreatif dengan mengemas potensi desa lewat ajang menarik semacam ini. Sangat menginspirasi," ujar dia.
Bagi Anas, ajang festival bukan sekadar festival biasa, namun menjadi ajang konsolidasi yang baik bagi warga. Untuk menyukseskan penyelenggaraannya, warga secara bergotong-royong dan suka rela mengerjakan semua persiapannya.
"Semangat gotong royong seperti ini yang akan menjadikan kita menjadi besar. Spirit ini yang harus ditularkan dan terus kita lestarikan jika ingin Banyuwangi semakin maju. Metode festival bukan hanya soal promosi daerah, tapi bagian dari konsolidasi modal sosial, warga bersama-sama menyukseskan, dan ini hal yang tidak ternilai," kata Anas.
Kepala Desa Gintangan Rusdianah mengatakan Festival Bambu menampilkan beragam acara, mulai pameran beragam produk bambu, kesenian berbasis bambu, karnaval busana berbahan bambu, hingga seni Barong.
"Festival Bambu ini diikuti 20 kelompok usaha mikro yang bergerak di bidang kerajinan bambu. Beragam produk unggulan desa kami akan dipamerkan, seperti tempat buah, tudung saji, tempat kue, parcel buah, songkok, kursi, gazebo, dan sebagainya. Dan pengunjung bisa langsung transaksi di sini," ujar Rusdianah.
"Festival ini akan menampilkan beragam jenis ornamen dan atraksi berbasis bambu yang bakal digelar di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.
Ia mengatakan, festival ini sebagai salah satu cara untuk mempromosikan kerajinan bambu hasil kreasi warga Desa Gintangan yang merupakan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Desa tersebut berada 20 kilometer arah selatan pusat Kota Banyuwangi .
"Di tangan warga desa, bambu produksi Banyuwangi ini dikreasikan menjadi beragam karya yang menarik. Bukan hanya menjadi kerajinan, bahkan mereka pun mendesain dan menjadikan bambu ini sebagai atraksi seni. Beberapa waktu lalu saya sudah mengecek langsung di desa tersebut, sekaligus kami memastikan bahwa kreasi ini tumbuh dari bawah, dari partisipasi publik, bukan semata-mata program yang didukung pemerintah daerah," ujar Anas.
Sejak 1980-an, kata dia, Desa Gintangan sudah memasok kerajinan bambu untuk kebutuhan nasional. Bahkan, hasil olahan warga desa itu sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Menurut Anas, sadar akan potensi yang dimilikinya, warga desa pun menelurkan ide membuat Festival Bambu. Festival ini tidak hanya diisi dengan bazar yang menampilkan beraneka kerajinan bambu, namun juga ada parade busana dengan bahan bambu.
"Kreativitas mereka keren, luar biasa. Ini tidak hanya mendukung perekonomian daerah lewat kerajinan bambunya, tapi juga bersemangat memunculkan ide-ide kreatif dengan mengemas potensi desa lewat ajang menarik semacam ini. Sangat menginspirasi," ujar dia.
Bagi Anas, ajang festival bukan sekadar festival biasa, namun menjadi ajang konsolidasi yang baik bagi warga. Untuk menyukseskan penyelenggaraannya, warga secara bergotong-royong dan suka rela mengerjakan semua persiapannya.
"Semangat gotong royong seperti ini yang akan menjadikan kita menjadi besar. Spirit ini yang harus ditularkan dan terus kita lestarikan jika ingin Banyuwangi semakin maju. Metode festival bukan hanya soal promosi daerah, tapi bagian dari konsolidasi modal sosial, warga bersama-sama menyukseskan, dan ini hal yang tidak ternilai," kata Anas.
Kepala Desa Gintangan Rusdianah mengatakan Festival Bambu menampilkan beragam acara, mulai pameran beragam produk bambu, kesenian berbasis bambu, karnaval busana berbahan bambu, hingga seni Barong.
"Festival Bambu ini diikuti 20 kelompok usaha mikro yang bergerak di bidang kerajinan bambu. Beragam produk unggulan desa kami akan dipamerkan, seperti tempat buah, tudung saji, tempat kue, parcel buah, songkok, kursi, gazebo, dan sebagainya. Dan pengunjung bisa langsung transaksi di sini," ujar Rusdianah.
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: