Seorang pria diamankan di Mako Brimob
10 Mei 2017 15:25 WIB
Pengamanan Mako Brimob Terkait Penahanan Ahok Personil Brimob mengamankan pintu masuk dan akses jalan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/5). Pengamanan diperketat mengantisipasi pergerakan massa terkait pemindahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari LP Cipinang ke Mako Brimob Kelapa Dua. (ANTARA/Yulius Satria Wijaya) ()
Depok (ANTARA News) - Seorang pria yang identitasnya tidak diketahui ditangkap petugas saat berusaha memasuki Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu.
Kejadian itu bermula ketika terdengar suara letusan mirip senjata api tak jauh dari pintu gerbang utama. Wartawan dan para massa pendukung Ahok sontak menyemut ke gerbang. Fuad adalah saksi mata yang berada di balik pagar, persis bersebelahan dengan pria yang ditangkap.
"Saya lihat orang, lehernya dikepit petugas, lalu dimasukkan ke dalam mobil," kata Fuad.
Tembakan peringatan dari petugas diarahkan ke kaki pria tersebut.
"Pahanya berdarah," imbuh Fuad yang sempat mengira suara letusan itu berasal dari petasan.
Dari yang ia dengar sekilas dari petugas saat mengamankan pria itu, Fuad berasumsi dia ditangkap karena kabur saat diminta identitas di pintu masuk.
"Mungkin nerobos kali."
(Baca: Massa pendukung Ahok berdatangan ke Mako Brimob)
Kejadian itu bermula ketika terdengar suara letusan mirip senjata api tak jauh dari pintu gerbang utama. Wartawan dan para massa pendukung Ahok sontak menyemut ke gerbang. Fuad adalah saksi mata yang berada di balik pagar, persis bersebelahan dengan pria yang ditangkap.
"Saya lihat orang, lehernya dikepit petugas, lalu dimasukkan ke dalam mobil," kata Fuad.
Tembakan peringatan dari petugas diarahkan ke kaki pria tersebut.
"Pahanya berdarah," imbuh Fuad yang sempat mengira suara letusan itu berasal dari petasan.
Dari yang ia dengar sekilas dari petugas saat mengamankan pria itu, Fuad berasumsi dia ditangkap karena kabur saat diminta identitas di pintu masuk.
"Mungkin nerobos kali."
(Baca: Massa pendukung Ahok berdatangan ke Mako Brimob)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: