Indonesia ajukan proposal infrastruktur ke China
10 Mei 2017 14:09 WIB
Dokumentasi pekerja menyelesaikan pembangunan jalan layang rute Kapten Tendean-Blok M-Ciledug di Jakarta, Jumat (12/8/2016). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, mengatakan, pemerintah akan mengajukan beberapa proposal proyek infrastruktur strategis ke China.
"Kita memang berpikir bekerja sama dengan mengajukan beberapa proposal berkaitan proyek infrastruktur, kegiatan-kegiatan pembangunan kereta api dan pembangunan pelabuhan, terutama di titik titik strategis yang kita rencanakan sebagai poros internasional, khususnya di Manado dan Sumatera Utara," kata Sumadi, di Jakarta, Rabu.
Sumadi menjelaskan usai pembukaan Konferensi Tingkat Menteri Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) ke-2 tentang Ekonomi Biru, di Hotel Pullman, Jakarta, bahwa sinergi penyiapan proposal-proposal yang akan diajukan di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Panjaitan.
"Jadi bisa satu tempat bisa kereta api, bisa ada pelabuhannya, bisa ada pariwisatanya, kawasan industrinya, proyek energi, nah, sehingga paket-paket itu bisa menarik dan fokus pada pengembangan daerah yang bisa kita andalkan di masa mendatang," kata Sumadi.
Sementara itu, khusus proposal Kementerian Perhubungan, mereka fokus pada konektivitas baik darat, laut, maupun udara, salah satunya pembangunan pelabuhan di Manado, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara.
Potensi investasi yang bakal masuk sangat besar jika proposal Indonesia disetujui China melalui kerja sama One Belt One Road-nya China. Bahkan menurut dia, dapat menutupi kekurangan APBN yang hanya mampu membiayai sekitar 30 persen proyek infrastruktur.
Dia ungkap kisaran nilai investasi yang diajukan, yaitu sekitar Rp120 triliun.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam Forum Ekonomi OBOR China, di Beijing, 14 Mei 2017, yang juga akan dihadiri pemimpin dari 138 negara. Turut dalam rombongan adalah Panjaitan, Sumadi, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Baca juga: (BKPM tawarkan investasi infrastruktur kepada China)
"Kita memang berpikir bekerja sama dengan mengajukan beberapa proposal berkaitan proyek infrastruktur, kegiatan-kegiatan pembangunan kereta api dan pembangunan pelabuhan, terutama di titik titik strategis yang kita rencanakan sebagai poros internasional, khususnya di Manado dan Sumatera Utara," kata Sumadi, di Jakarta, Rabu.
Sumadi menjelaskan usai pembukaan Konferensi Tingkat Menteri Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) ke-2 tentang Ekonomi Biru, di Hotel Pullman, Jakarta, bahwa sinergi penyiapan proposal-proposal yang akan diajukan di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Panjaitan.
"Jadi bisa satu tempat bisa kereta api, bisa ada pelabuhannya, bisa ada pariwisatanya, kawasan industrinya, proyek energi, nah, sehingga paket-paket itu bisa menarik dan fokus pada pengembangan daerah yang bisa kita andalkan di masa mendatang," kata Sumadi.
Sementara itu, khusus proposal Kementerian Perhubungan, mereka fokus pada konektivitas baik darat, laut, maupun udara, salah satunya pembangunan pelabuhan di Manado, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara.
Potensi investasi yang bakal masuk sangat besar jika proposal Indonesia disetujui China melalui kerja sama One Belt One Road-nya China. Bahkan menurut dia, dapat menutupi kekurangan APBN yang hanya mampu membiayai sekitar 30 persen proyek infrastruktur.
Dia ungkap kisaran nilai investasi yang diajukan, yaitu sekitar Rp120 triliun.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam Forum Ekonomi OBOR China, di Beijing, 14 Mei 2017, yang juga akan dihadiri pemimpin dari 138 negara. Turut dalam rombongan adalah Panjaitan, Sumadi, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Baca juga: (BKPM tawarkan investasi infrastruktur kepada China)
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: