Beijing (ANTARA News) - China baru-baru ini menguji rudal jenis baru di laut timur laut dekat Semenanjung Korea menurut Kementerian Pertahanan negara itu pada Selasa (9/5), beberapa jam setelah pemilihan presiden Korea Selatan.

Uji coba di Laut Bohai tersebut dilakukan untuk "meningkatkan kemampuan operasional angkatan bersenjata dan secara efektif merespons ancaman terhadap keamanan nasional" menurut pernyataan singkat kementerian yang dikutip Kantor Berita AFP.

Pernyataan itu tidak menyebutkan kapan uji coba rudal berlangsung, hanya menyatakan bahwa itu terjadi "baru-baru ini."

Pernyataan kementerian juga tidak memberikan rincian mengenai rudal yang diuji coba atau jenis platform tempat peluncuran.

Pengumuman tersebut disampaikan saat warga Korea Selatan memilih mantan pengacara hak asasi manusia Moon Jae-In menjadi presiden setelah pelengseran presiden sebelumnya yang terlibat skandal korupsi.

Uji coba tersebut juga terjadi saat China, Amerika Serikat, dan dua negara Korea terlibat dalam perselisihan diplomatik rumit sehubungan dengan peluncuran rudal Pyongyang dan potensi uji coba nuklir terbaru.

Militer Amerika Serikat sudah memasang sistem pertahanan antirudal di Korea Selatan untuk menghalangi Utara, namun China melihat pengerahan itu sebagai ancaman terhadap keseimbangan keamanan regional dan kemampuan rudal balistiknya sendiri.(hs)