Kendari (ANTARA News) - Indonesia menargetkan meproduksi nikel empat juta ton pada tahun 2020 atau menjadi negara pemasok kebutuhan nikel dunia sekitar 40 juta ton per tahun.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kementrian Perindustrian RI I Gusti Putu Suryawirawan di Kendari, Rabu, mengatakan Indonesia memiliki 32 titik proyek pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar pada 14 kawasan industri.

"Indonesia optimistis tahun 2020 dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan nikel dunia sekitar empat juta ton per tahun atau sama dengan 10 persen dari kebutuhan nikel dunia sebanyak 40 juta ton per tahun," kata Dirjen Gusti Suryawirawan.

Saat ini, kata dia, kebutuhan nikel dunia yang mencapai 40 juta ton per tahun dipasok oleh negara Tiongkok yang mengimpor "ore" maupun bahan setengah jadi dari negara lain, termasuk Indonesia.

Optimisme Indonesia memasok 10 persen kebutuhan nikel dunia pada tahun 2020 didasarkan pada beroperasinya sejumlah industri pengolahan dan pemurnian nikel, antara lain, di Morosi, Kabupaten Konawe (Sultra), PT Aneka Tambang Kolaka (Sultra), Pulau Obi (Maluku), Halmahera (Maluku Utara) dan Morowali (Sulteng).

Sedangkan tenaga kerja yang terserap pada 32 proyek pembangunan maupun pengoperasian industri pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar pada 22 kabupaten tercatat 23.000 orang.

"Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten maka pemerintah pusat bermitra dengan sejumlah investor tambang mendirikan pendidikan tinggi vokasi atau terapan industri," kata Gusti.