Singapura (ANTARA News) - Perusahaan teknologi Qualcomm Technology Inc. menggelontorkan 4 miliar dollar AS per tahun untuk mendukung pusat riset dan pengembangan atau R&D secara global.

"Kita terus berinvestasi untuk menciptakan teknologi-teknologi terbaru. Teknologi itu berevolusi, makanya kita terus menciptakan inovasi terbaru untuk memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna," kata Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia di Singapura, Selasa.

Shannedy menyampaikan, perusahaan yang bermarkas di San Diego, Amerika Serikat ini memiliki beberapa pusat R&D di dunia, seperti di Amerika, India dan Singapura.

Saat ditanya kemungkinan Qualcomm membangun pusat R&D di Indonesia, Shannedy menjelaskan bahwa hal tersebut belum termasuk dalam rencana perusahaan.

Menurutnya, terdapat beberapa pertimbangan untuk membangun sebuah pusat R&D di suatu negara, salah satunya adalah permintaan pasar.

"Kalau membangun R&D ya tergantung market di Indonesia, daya serapnya bagaimana. Untuk sekarang memang belum," ujar Shannedy.

Ia menambahkan, selain permintaan pasar, anak perusahaan Qualcomm Incorporated ini juga mempertimbangkan kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki keahlian yang mumpuni untuk mengembangkan dan menciptakan teknologi inovatif.

Namun demikian, Shannedy menyampaikan bahwa pembangunan pusat R&D di Tanah Air bisa saja terjadi, mengingat Pemerintah Indonesia memiliki aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang perlu dipenuhi oleh perusahaan teknologi.

"Di situ kan diatur perusahaan step by step mau melakukan apa, di tahun segini mereka mau buat apa lagi di Indonesia. Untuk sekarang memang belum, tapi di tahun-tahun yang akan datang bisa saja arahnya ke sana," ungkap Shannedy.

(Baca:Qualcomm kenalkan Snapdragon 660 dan 630, ini kecanggihannya)